Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tagging Asal-asalan, Gaji Perangkat Dimasukkan ke Desa Tanpa Kelaparan

24 Oktober 2024   17:48 Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:06 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Kementerian Desa harus memperkuat pelatihan dan edukasi tentang SDGs Desa, terutama bagi perangkat desa dan pendamping desa. Ini tidak bisa hanya berupa pelatihan satu kali, tetapi perlu diadakan secara berkelanjutan agar semua pihak yang terlibat benar-benar memahami pentingnya data SDGs dan bagaimana cara menggunakannya secara tepat.

Ketiga, perlu ada perbaikan dalam sistem penginputan data SDGs Desa. Dashboard yang sering kali bermasalah harus segera diperbaiki agar data dapat diakses dan diinput secara efisien. Kegagalan teknologi dalam hal ini bukanlah alasan yang bisa diterima, mengingat pentingnya data ini bagi perencanaan pembangunan.

Kesimpulan

Tagging asal-asalan seperti memasukkan gaji perangkat desa dalam kategori "Desa Tanpa Kelaparan" bukan hanya mencerminkan kurangnya pemahaman teknis, tetapi juga mencerminkan lemahnya komitmen terhadap SDGs Desa. 

Perangkat desa, pendamping, dan pemerintah harus bekerja lebih serius untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sesuai dengan kategori yang benar dan dapat digunakan untuk mempercepat pembangunan desa. 

Menteri yang baru memiliki tugas besar untuk membenahi masalah ini dan memastikan bahwa SDGs Desa benar-benar bisa menjadi alat yang efektif dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Tulisan ini merupakan refleksi dari pengalaman saya sebelumnya, dengan sedikit pembaruan. Ini juga menjadi bentuk otokritik, mengingat perlunya peningkatan kesadaran dan pemahaman di kalangan semua pihak terkait. 

Kita tidak boleh lagi menganggap enteng peran dan fungsi data SDGs Desa. Hanya dengan pemahaman yang baik dan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan nyata di tingkat desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun