Dengan bantuan handphone itu, Hendra mulai mencoba mempraktekkan semua yang diajarkan oleh Zaki. Ia menelusuri rekaman-rekaman video yang ada di ingatannya, mencoba memahami bagaimana rekayasa digital dilakukan, dan dengan alat seadanya, ia mulai mencari jalan untuk membuktikan kebenaran.
Burhan, meski bukan ahli teknologi, tetap berada di sampingnya, sesekali memberi bantuan teknis untuk mengakali batasan-batasan di penjara. Mereka berdua seperti dua sahabat lama yang terjebak dalam permainan hidup yang sama, meskipun dengan latar belakang yang sangat berbeda.
Namun, tantangan terbesar Hendra belum selesai. Sementara ia mulai memahami cara-cara untuk membuktikan bahwa video itu palsu, ada satu hal yang ia butuhkan untuk menyelesaikan perjuangannya: rekaman asli dari video yang menjebaknya. Video itu kini ada di luar penjara, di tangan pihak berwenang, dan ia tidak memiliki akses langsung untuk mendapatkannya.
"Kita harus bisa dapatkan rekaman itu, Burhan," kata Hendra suatu hari, ketika mereka tengah berdiskusi di sudut lapangan.
Burhan mengangguk, tapi wajahnya tampak penuh kekhawatiran. "Itu nggak mudah, Hendra. Rekaman seperti itu pasti disimpan dengan sangat ketat."
Hendra tahu itu. Tapi ia juga tahu bahwa tanpa rekaman asli itu, usahanya untuk membuktikan bahwa ia difitnah tak akan pernah berhasil. Semua yang dia pelajari dari Zaki, semua teknik yang sudah ia kuasai, tak akan ada gunanya jika ia tak bisa mendapatkan bukti fisik untuk dianalisis.
Namun, saat Burhan tengah mencari cara untuk bisa menyelundupkan rekaman itu ke dalam penjara, tekanan dari luar semakin kuat. Orang-orang yang dulu menjebaknya, terutama Arman dan sekutunya, tampak semakin leluasa bergerak. Hendra mendengar desas-desus bahwa ada rencana untuk menyingkirkannya secara permanen, karena mereka tahu bahwa Hendra semakin mendekati kebenaran.
Malam-malam Hendra semakin panjang, penuh dengan pikiran gelisah. Ia tahu bahwa waktunya terbatas, bahwa langkah-langkah mereka semakin dekat. Tetapi, di balik itu semua, Hendra tetap percaya bahwa kebenaran bisa ia temukan, asal ia tetap berjuang.
Saat fajar tiba, dan cahaya suram memasuki selnya, Hendra menatap keluar dari jeruji besi, bertanya-tanya kapan perjuangannya akan berakhir. Namun, di balik ketidakpastian itu, ada satu hal yang terus membakar semangatnya: keyakinan bahwa kebenaran pada akhirnya akan terungkap.
Dan di luar sana, di dunia bebas, kebenaran menanti untuk ditemukan.
-----