Kalimat ampuh: “Ini loh Pak, dokumen lengkap dari hasil pendampingan kami. Semua udah saya fasilitasi, tapi eksekusi ya tetap hak prerogatif kepala desa.”
Adu Argumen? Santai Sambil Ngopi
Pas mereka mulai nyalahin, ambil napas dalam-dalam. Jangan langsung ngegas. Hadapi dengan santai, kayak lagi ngopi di warung. Ingat, kita pakai pendekatan chill tapi logis. Jelasin pelan-pelan kalau tugas pendamping itu memang bukan pengendali penuh. Kalau desa lambat, ya bisa jadi karena perangkatnya butuh waktu lebih, bukan karena pendampingnya.
Kalimat ampuh: “Saya rasa Pak/Bu, kita semua setuju ya kalau peran kami di sini mendampingi, bukan nyetir langsung. Kalau ada yang lambat, mungkin perangkatnya lagi nyari remnya!”
Kompak Sama Kepala Desa: Jangan Jadi Kambing Hitam
Jangan sampai kita dijadiin kambing hitam terus-terusan. Pastikan udah kompak sama kepala desa dan perangkat desa. Biar nanti kalau ada masalah, kalian bisa sama-sama klarifikasi. Jadi, oknum inspektorat enggak bisa seenaknya main tuduh. Mungkin kepala desa juga lagi belajar, kan? Semua butuh proses, bro!
Kalimat ampuh: “Biar fair, gimana kalau kita ngobrol bareng sama kepala desa juga, Pak/Bu? Supaya jelas di mana kendalanya.”
Tawarkan Solusi Kayak Sales Kosmetik
Pas oknum mulai cerewet soal keterlambatan dokumen atau pelaporan, langsung aja tawarin solusi dengan gaya sales kosmetik. “Ini loh Pak/Bu, produk terbaru: pelatihan perangkat desa biar makin kinclong dalam urusan perencanaan dan pelaporan!” Kalau dikasih solusi, mereka pasti bakal lebih adem.
Kalimat ampuh: “Gimana kalau kita buat pelatihan bareng buat perangkat desa, Pak/Bu? Biar next time enggak ada masalah lagi!”
Hindari Drama: Jangan Emosi, Nanti Muka Lo Makin Kinclong