Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengukir Masa Depan Desa: Secercah Harapan di Hari Bakti Pendamping Desa

8 Oktober 2024   07:35 Diperbarui: 9 Oktober 2024   22:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain mendatangkan pendapatan tambahan bagi desa, pengembangan desa wisata juga bisa menjadi cara untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal yang mungkin mulai tergerus oleh modernisasi.

Membangun Jaringan Pemasaran Produk Desa

Produk-produk unggulan desa, seperti hasil kerajinan tangan, makanan olahan, hingga produk pertanian, sering kali memerlukan akses pasar yang lebih luas untuk bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional. 

Pendamping desa dapat membangun jaringan pemasaran untuk produk-produk desa ini, baik melalui platform digital maupun kerjasama dengan pasar lokal dan nasional.

Pengalaman dalam mempromosikan dan mengelola program-program desa bisa dimanfaatkan untuk membangun sistem pemasaran yang efektif. Dengan demikian, desa tidak hanya bergantung pada pasar lokal, tetapi juga dapat memperluas jangkauan pasar mereka sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat desa.

Mengembangkan SDGs Desa Menjadi SDGs Sekolah atau SDGs Pesantren

Salah satu peluang besar yang bisa diambil oleh pendamping desa adalah mengembangkan konsep Sustainable Development Goals (SDGs) Desa menjadi SDGs Sekolah atau SDGs Pesantren. SDGs Desa yang telah diterapkan dalam berbagai program pembangunan desa memberikan landasan kuat untuk diterapkan juga dalam lembaga pendidikan. 

Dengan berbekal pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, pendamping desa dapat berperan sebagai inisiator untuk mendirikan sekolah atau pesantren berbasis SDGs.

Konsep ini bisa mencakup integrasi antara pendidikan formal dengan nilai-nilai keberlanjutan seperti pendidikan inklusif, kesehatan yang baik, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, inovasi, dan kesetaraan gender. Pesantren atau sekolah yang berbasis SDGs tidak hanya mengajarkan ilmu agama atau akademik semata, tetapi juga menginternalisasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial kepada para siswa atau santri.

Pesantren atau sekolah yang mengadopsi SDGs akan fokus pada pengembangan siswa sebagai agen perubahan yang peka terhadap isu lingkungan, sosial, dan ekonomi. 

Ini bisa mencakup pengajaran tentang energi terbarukan, konservasi alam, praktik pertanian berkelanjutan, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan demikian, lembaga pendidikan ini bisa menjadi pionir dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global dan lokal secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun