Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Pengasuh Ponpes Rumah Tahfidz Rahmat Palembang

Jurnalis, Dosen UIN Raden Fatah Palembang, dan sekarang mengelola Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Rahmat Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keringat Sambo, Mengalir Sampai Jauh...

6 September 2022   01:56 Diperbarui: 8 September 2022   10:31 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan hanya parlemen, Gus. Tapi benar ujar Bang Win, kapolri sebelumnya, atau pejabat lain di lembaga luar parlemen bisa terlibat. Sebab kalau deretan kasus yang menyangkut Sambo itu sudah masuk wilayah judi online, bisnis prostitusi, hiburan malam, jaringan narkoba, itu menandakan Sambo ini sudah menguasai jaringan yang kuat. Sehingga, pihak lain yang ikut terancam dalam kasus ini, sekarang sudah mulai was-was dan khawatir, kalau kasus pembunhan ini merembet ke kasus lain, yang akan menyeret nama mereka ikut terlibat!" ujar Tris, mencoba menghubungkan dengan kasus lain.

"Terus tentang isu perselingkuhan Kuat Makruf dan Putri, cakmano menurut kau Tris?!" Bang Win tak sabar menunggu jawaban Tris yang kian tak terkendali.

"Yo, kalu aku melihat, kisah ini cerita baru, Bang Win!" tegas Tris.

"Maksud kau rekayasa?!" Bang Win menegaskan.

"Orang di luar Sambo yang membuat kisah ini. Kalau dalam politik marketing, Sambo sudah mempegaruhi publik dengan kisah bohong pelecehan seksual Yoshua terhadap isterinya," ujar Tris, yang sudah pernah menggeluti dunia trading dan marketing 11 tahun.

"Tapi itu kan laporan dari Kuat Makruf, bukan dari Sambo!?" ujar Yus yang sedari tadi mendengar penjelasan Tris.

"Ya, terlepas dari itu. Intinya kan Sambo yang buat cerita. Ditambah lagi ada skenario terjadi baku tembak di rumahnya. Itukan ternyata bohong. Rekayasa!  Ini bukti, bahwa Sambo itu orang hebat yang bisa mereka-reka cerita sehinga publik hampir percaya. Kalau dalam kasus ini Polisi tidak lebih cerdas dari Sambo, kasus ini selesai sebagai kriminal murni dan semua selesai. Lalu Sambo akan bebas melenggang," Tris menimpali ucapan Yus sebelumnya.

"Jadi dibalik kasus Sambo ini, ada proses pencerdasan bagi kepolisian?!" sergah Gus Pri melebarkan tema obrolan malam itu.

"Woi, ya jelas. Polisi harus itu cerdas, pintar plus calak. Kalu polisi idak cerdas, dak calak, kito pulok yang mbudike polisi. Makonyo salah satu syarat jadi polisi harus siap mbuat cerito bohong. Cak Tris, Gus Pri, kan penulis! Jadi kamu beduo layak jadi polisi, sebab sering buat naskah drama dan sandiwara!" Bang Win tak putus akal untuk membuat kami yang ikut malam itu selalu tertawa. Atau sebagian juga kesal, karena penjelasan Tris selalu terpotong oleh Bang Win yang hobi bersenda gurau.

"Kalau yang itu lain, Bang Win! Kalau saya buat naskah drama, tidak seperti Sambo," sela Gus Pri, membantah Bang Win.

"Tidak, ini seumpama be, Gus! Sori bukan bermaksud menuduh seperti itu. Ini kan perumpamaan be. Ah, cak itu be nak marah, Gus!" Bang Win meledek Gus Pri.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun