Bagi yang tekun membaca dan mengkaji Alquran secara mendalam, ia akan menemukan keserasian hubungan yang amat mengagumkan, sehingga aspek-aspek yang semula terkesan kacau, menjadi terangkai dan terpadu indah, bagai kalung mutiara yang tidak diketahui di mana ujung dan di mana pangkalnya (Shihab, 2014). Â Â Â Â
Â
Penutup
Perdebatan soal kanonisasi Alquran di atas sebenarnya membuktikan bahwa Alquran selalu memiliki tempat khusus, baik bagi kalangan umat Islam maupun para pengkaji Alquran. Perdebatan secara akademis memang akan terus terjadi, namun yang jelas, kebenaran secara teologis akan mengantarkan kepada kesimpulan bahwa Alquran merupakan wahyu Allah yang terus terjaga sampai kapan pun. Meyakini dan mengamalkannya adalah upaya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
"Sesungguhnya Kami (Allah bersama Malaikat Jibril yang diperintahNya) menurunkan Alquran, dan Kami (yakni Allah dengan keterlibatan manusia) yang memeliharanya" (QS. al-Hijr [15]: 9).
Ilyas, Y. (2013). Kuliah ulumul qur'an. Yogyakarta: ITQAN Publishing.
Shihab, M. Q. (2014). Mukjizat Al-qur'an ditinjau dari aspek kebahasaan, isyarat ilmiah, dan pemberitaan gaib. Bandung: Mizan.
Sirry, M. (2017). Kemunculan Islam dalam kesarjanaan revisionis. Yogyakarta: Suka Press.