Mohon tunggu...
Immanuel Lubis
Immanuel Lubis Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang penulis buku, seorang pengusaha

| Author of "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" | Writer |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Soulmate Game

10 April 2015   09:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nandes menyipitkan matanya. Lah, itu kan bukannya perempuan yang kutemui di warnet tiga hari yang lalu? Namanya bukannya Marina yah? Tapi kok temannya memanggilnya Aling? Daripada ia terus menduga-duga tanpa ada kepastian, ia matikan laptopnya dan berjalan menghampiri perempuan yang ia temui di warnet waktu itu. Ia berjalan menuju aula gedung C yang sedang digunakan oleh sekelompok mahasiswa-mahasiswi yang aktif di Pastoran Atmajaya, untuk memperkenalkan kegiatan apa saja yang ada di organisasi tersebut. Nandes berjalan cepat, sebelum perempuan itu menghampiri temannya yang butuh bantuannya.

Tak sia-sia Nandes berjalan cepat. Karena ia sudah berada di depan pintu masuk dari acara tersebut dan perempuan itu belum terlalu jauh berjalan. Sebelum semakin jauh, dia memanggilnya terlebih dahulu, “Marina!”

Perempuan itu berhenti menghampiri temannya itu dan berbalik. Ia kaget. “Eh Nandes. Ada apa?”

Nandes malah mendelik ke arah Marina. Ia sepertinya baru sadar kalau perempuan itu menguncir rambut panjangnya. Akhirnya ia mulai mengetahui siapakah Marina sebetulnya. Marina, yang dari tadi menatapnya, mendadak jantungnya kumat lagi. Jantungnya kembali berdebar-debar lagi, sejak terakhir kali bikin ulah tiga hari lalu, waktu ia berjalan berdampingan dengan Nandes. Marina berharap Nandes segera menyadari identitas aslinya.

“Eeeeh…” Nandes gugup. “Kayaknya aku merasa pernah ketemu kamu sebelumnya deh?! Kamu itu…” Nandes berhenti dan menerawang ke langit untuk mengumpulkan ingatannya mengenai Marina.

Ayo, dong, Nandes! Ini aku, Aling. Cewek yang main PS sama kamu waktu itu. Marina hanya berani mendesak Nandes dalam hatinya. Ia begitu geregetan melihat Nandes yang tak begitu yakin dengan perasaannya.

“Waktu teman kamu manggil kamu Aling, itu seperti ada yang menampar pipiku, lalu semuanya jadi jelas,” Nandes seperti berusaha mengulur waktu dan membuat jantung Marina berdetak makin kencang. “Kamu itu Aling kan? Alumni SD Pembangunan, yang bapaknya bikin usaha rental di samping sekolahku, SD Teguh Karya? Yang dulu suka main PS bareng aku? Benar bukan dugaanku?”

Akhirnya. Kupikir, saat seperti ini tak akan datang. Asal kamu tahu, aku begitu kangen ingin bertemu kamu. Marina menghela napas lega.

“Eh, maaf yah kalau aku jadi sok kenal sama kamu,” Nandes meminta maaf atas perilakunya yang ‘sok tahu’.

“Nggak kok. Dugaanmu benar.”

“Wah nggak nyangka yah. Setelah sekian lama berpisah, ketemunya malah bisa di sini. Kamu gimana? Sudah semester berapa? Masih suka main PS?” Nandes mulai berani untuk memberondonginya dengan beberapa pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun