Stabilitas nilai tukar mata uang berpengaruh terhadap terjadinya apresiasi maupun depresiasi. Apresiasi adalah kenaikan nilai. Sedangkan depresiasi ialah penurunan atau penyusutan nilai. Fenomena apresiasi dan depresiasi ditentukan oleh iklim bisnis serta keadaan ekonomi sebuah negara. Mata uang akan mengalami depresiasi apabila nilainya terhadap mata uang asing menurun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai mata uang nasional meningkat daripada mata uang asing maka terjadi apresiasi.
UPAYA DEDOLARISASI TIONGKOK
      Tiongkok telah melakukan sejumlah strategi demi mewujudkan keberhasilan dedolarisasi. Strategi utama Tiongkok ialah mengajak negara mitra dagang agar tidak lagi menggunakan dolar Amerika Serikat dalam transaksi perdagangan bilateral. Tiongkok mendorong negara mitra menggunakan mata uang nasional.
      Tiongkok mengajak negara Rusia menyetujui dedolarisasi. Pemerintah Tiongkok mengajak Rusia mengganti dolar Amerika Serikat dengan mata uang Yuan sebagai alat pembayaran dan investasi pada tahun 2019. Akan tetapi saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran tersebut. Putin berpandangan bahwa Yuan masih terbatas secara konvertibilitas. Selain itu, Putin meyakini masih terlalu dini menjadikan Yuan sebagai alat transaksi pasar.
Namun sejak dijatuhi sanksi ekonomi dari Amerika Serikat pada tahun 2018, Rusia mendukung upaya dedolarisasi. Pemerintah Rusia melepaskan obligasi Amerika Serikat sebanyak US$ 81 miliar. Rusia juga menyepakati penggunaan mata uang Yuan dan Rubel dalam transaksi bilateral dengan Tiongkok. Pasca ikut mendukung dedolarisasi, pangsa Yuan mengalami peningkatan pesat sekitar 17,5% pada tahun 2020. Selain itu, Yuan Tiongkok menyumbang sebesar 30,4% kepemilikan dana kekayaan domestik serta 12,8% cadangan devisa Rusia. Bahkan perdagangan Tiongkok-Rusia melampaui U$100 miliar dari tahun 2018 hingga 2020.
Tiongkok juga berhasil mengajak Turki ikut mendukung dedolarisasi. Ketika sedang menghadapi krisis moneter tahun 2020, Tiongkok memberikan bantuan dana kepada Turki. Pemerintah Tiongkok mendanai Turki sebesar U$ 3,8 milliar. Bank Sentral Turki kemudian mengeluarkan kebijakan penggunaan Yuan dan Lira dalam transaksi bilateral untuk pertama kalinya. Kebijakan tersebut merupakan implementasi perjanjian swap antara Turki dan Tiongkok. Perjanjian swap menjadi bukti dukungan Turki terhadap dedolarisasi.
Selain itu, Tiongkok mengajak sejumlah negara aliansi untuk meninggalkan dolar Amerika Serikat. Setelah menerima sanksi dagang dari Amerika Serikat, negara Uni Eropa dan Iran mendapatkan tawaran dedolarisasi dari Tiongkok. Tiongkok melalui inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) turut meminta agar negara mitra menggunakan Yuan daripada dolar Amerika Serikat. Tiongkok terus menggulirkan seruan dedolarisasi hingga ke pertemuan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Dalam pertemuan BRICS tersebut, Tiongkok mengajak negara Indonesia, Argentina, Mesir, dan Jamaika menjalankan dedolarisasi. .Â
INTERNASIONALISASI YUAN TIONGKOK
Dolar Amerika Serikat yang semakin lemah menjadi momentum kebangkitan mata uang Yuan. Berdasarkan data tahun 2020, nilai tukar Yuan naik sebesar 18% terhadap dolar milik Amerika Serikat. Ketika dolar Amerika Serikat melemah, Tiongkok memanfaatkan situasi tersebut untuk lebih gencar mendominasi sistem moneter internasional. Eksistensi Yuan dipandang sangat penting seiring stabilitas dan kecepatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Banyak investor asing beralih pendekatan ke Tiongkok karena dipandang lebih menguntungkan. Apabila investor semakin banyak mendekat ke Tiongkok, maka akan lebih banyak aset internasional yang disimpan dalam bentuk mata uang Yuan.
Internasionalisasi mata uang adalah usaha melobi negara lain untuk menerima mata uang tertentu sebagai alat transaksi internasional. Mata uang suatu negara harus memenuhi empat fungsi agar dapat dijadikan mata uang internasional. Pertama, alat pembayaran dalam perdagangan (settlement currency). Kedua, telah digunakan oleh pihak ketiga dalam perdagangan serta transaksi valuta asing (vehicle currency for third-party trade or foreign exchange transactions). Ketiga, memiliki satuan hitung (unit of account). Keempat, telah menjadi mata uang cadangan devisa (reserve currency). Selain itu, mata uang nasional dapat menjadi mata uang internasional apabila telah sering digunakan sebagai alat transaksi antara warga negara pemilik mata uang dengan warga negara lain.
Tiongkok telah melakukan dua strategi penting demi mewujudkan internasionalisasi Yuan. Pertama, menambahkan Yuan ke dalam keranjang Hak Penarikan Istimewah (Special Drawing Rights/ SDR) lembaga Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund). Setiap lima tahun sekali, bobot keranjang SDR akan dilakukan peninjauan guna memeriksa kelayakan mata uang sistem moneter internasional. Strategi Tiongkok yang memasukkan Yuan ke keranjang SDR bertujuan meraih stabilitas ekonomi jangka panjang. Jika nilai mata uang Yuan stabil, maka Tiongkok akan terhindar dari inflasi domestik.