Mohon tunggu...
Imron Maulana
Imron Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Aktif sebagai pegiat literasi KOMPAK

Mahasiswa aktif di IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HMI Pamekasan, Dinamika Wacana dan Hororisme

13 Januari 2018   20:02 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:24 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: lintasgayo.co

Mirisnya, di tingkat komisariat, yang merupakan unjung tombak pengkaderan tak lagi bergerak sesuai tupoksinya, sebagai rekrutment anggota, pembinaan anggota, serta sebagai syarat kelanjutan kehidupan organisasi, yang mengambil basis diperguruan tinggi. Parahnya, banyak kader HMI di Komisariat yang ikut terjun dalam gerakan organtaktis-pragmatis.

Padahal yang demikian merupakan suatu bentuk usaha pemudaran tradisi intelektual HMI. HMI yang merupakan organisasi kader tak lagi mempunyai taring dibidang keilmuan dan juga tak mempunyai daya jual terhadap mahasiswa khususnya dan apalagi terhadap masyarakat pada umumnya.

HMI membina kadernya dengan jenjang pengkaderan mulai dari Basic Training (LK I), Intermediate Training(LK II),dan Advanced Training (LK III). Semuanya tak lagi menjadi forum pembinaan, pengembangan potensi, dan pelatihan kreatifitas kader agar potensi konsepsional dan potensi operasional bisa diimplementasikan dengan benar dan efektif untuk memperjuangkan serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Melainkan, telah menjadi tren dan formalitas pengkaderan untuk memenuhi iming-iming dari senior. 

Dalam hal ini aku akan menujukkan bukti dari cerita diriku sendiri.

Pada malam itu ketika semua senior dan kawan-kawan yang lain menikmati kopi, nyeletuk salah satu senior memanggil namaku kemudian bilang "Dek! Besok kamu maksimalkan ikut LK II (Intermediate Training), karena sebentar lagi akan dialaksana muslem. Dan kamu nyalon sebagai ketua!" katanya.

Kemuadian aku menaggapi dengan senyum kecil dan menjawab "Maaf kak, aku tidak bisa mengingkari apa yang bergerak di dalamnya kulit, yang bergerak dibalik daging, yang bergerak di balik organ dalam di dalam tubuhku, dan sampai organ yang paling kecil, paling terdalam dalam tubuhku." Timpalku.

Artinya, jenjang pengkaderan yang seharusnya mempunyai nilai perjuangan dan pembinaan kader, menjadi rusak dan tak bermakna jika dilakukan atas dasar iming-iming tak jelas apalgi jabatan. Hal ini yang dimaksud Agussalim Sitompul dalam 44 Indikator Kemunduran HMI bahwa HMI dan kader-kader penerus kurang mampu mengikuti jejak para pendahulunya yang memiliki pandangan visioner, sebagaimana dilakukan pemrakarsa pendiri HMI Lafran Pane dan para penerusnya.

Apalagi menurut beberapa informasi yang beredar, perekrutan kader untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi sangat kental dengan permainan politik. Jika yang mendaftar mempunyai skill melobi dan kedekatan emosional dengan pihak penyelenggara, maka pastilah dia akan menjadi peserta pelatihan. 

Hal seperti ini mengingatkanku kepada pernyataan mbah Pramoedya "Kalau sekolah tinggi hanya menghasilkan bangsat-bangsat saja, ya, akan runtuhlah manusia ini", jika aku sedikit rubah redaksinya "Kalau mengikuti jenjang pengkaderan yang lebih tinggi di HMI hanya mengahasilkan bangsat-bangsat saja, ya, runtuhlah HMI ini".

HMI Pamekasan saat ini tidak dapat memelihara dan mempertahankan serta meningkatkan keberhasilan yang pernah dicapai, sehingga apa yang pernah dicapai tersebut tidak dapat dikonsolidasikan sebagai modal perjuangan selanjutnya, bahkan hilang dan pupus dalam perjalanan sejarah. 

Mirisnya, fungsionaris tertinggi HMI Pamekasan malah memberikan contoh untuk tidak menegakkan konstitusi HMI itu sendiri. Kader seperti ini Agussalim Sitompul menyebutnya "kader yang tidak punya disiplin organisasi yang tinggi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun