Mohon tunggu...
Isnainatul Mayagrafinda
Isnainatul Mayagrafinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

a learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Tantangan Kekerasan di Sekolah: Menyelaraskan Nilai-Nilai Pendidikan yang Memerdekakan

14 Oktober 2023   22:33 Diperbarui: 14 Oktober 2023   22:38 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekerasan di sekolah juga memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai luhur sosial budaya Indonesia yang mengedepankan kesopanan, rasa hormat, keseimbangan, harmoni, pendidikan karakter, empati, dan gotong royong. Kekerasan di sekolah melanggar prinsip-prinsip ini dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya luhur yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penanganan kekerasan di sekolah juga merupakan usaha untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya luhur, yang mempromosikan lingkungan belajar yang aman, harmonis, dan mendukung perkembangan karakter siswa yang baik, sesuai dengan identitas budaya luhur Indonesia.

Identitas Manusia Indonesia

Kekerasan di sekolah juga memiliki dampak yang signifikan pada identitas manusia Indonesia, yang mencerminkan budaya, nilai-nilai, karakter, dan rasa keterikatan dalam masyarakat. Upaya untuk mengatasi kekerasan di sekolah harus mempertimbangkan dampaknya pada identitas manusia Indonesia dan bekerja menuju menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan identitas yang positif, budaya yang damai, dan martabat yang tinggi.

Kesimpulan

Peristiwa kekerasan di sekolah adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Dalam mengatasi masalah ini, kita tidak hanya memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa mereka tumbuh menjadi individu yang beradab dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Pendidikan yang memerdekakan harus menjadi fokus utama, menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan kondusif untuk perkembangan karakter dan potensi siswa. Ini melibatkan pendidikan moral yang kuat, pengajaran etika digital yang bijaksana, serta pembinaan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur sosial budaya. Nilai-nilai pendidikan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat memastikan bahwa pendidikan menciptakan manusia-manusia yang beradab, berbudaya, dan menghormati identitas serta martabat setiap individu.

Referensi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemendikbudristek.

Dewantara, K. H. (2022). Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Rafael, Simon Petrus dan Mulyatno, Carolous Boromeus. (2022). Filosofi Pendidikan Indonesia. Jakarta: Kemendikbudristek.

CNN Indonesia (2023). 251 Anak Usia SD Jadi Korban Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2023. Diakses pada 13 Oktober 2023. Link: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230529171523-20-955430/251-anak-usia-sd-jadi-korban-kekerasan-di-sekolah-sepanjang-2023.

Ihsan, Dian. (2023). 10 Kekerasan Seksual Terjadi di Sekolah pada 2023, 86 Anak Jadi Korban. Diakses pada 13 Oktober 2023. Link: https://www.kompas.com/edu/read/2023/02/21/060400271/10-kekerasan-seksual-terjadi-di-sekolah-pada-2023-86-anak-jadi-korban?page=all.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun