“Panas,” Sahut Tri singkat. Tangannya sesekali mengusap keringat di dahi.
Saniah mencibir, “Ah, elo ini kayak nggak biasa di terminal aja!”
Tri terdiam. Dalam hati mengiyakan ucapan Saniah. Kalau cuaca panas kan harusnya dia nggak sedongkol ini. Sudah biasa dirinya berteman dengan debu dan panas, kan?
“Halangan ye lo?”
Tri menggeleng, “Nggak!”
“Terus?”
Tri mengedikkan bahu, “Tauk ah,”
“Lah terus?”
“Nabrak.” Saniah terbahak. Celetukan Tri sebenarnya bernada sinis, tapi untuk dirinya yang sudah kenal lama takkan tersinggung. Sudah biasa!
Tri celingukan. Saniah mengernyit melihatnya. Sepertinya Tri sedang mencari…
“Aish nyari si abang Remon ya?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!