Mohon tunggu...
Imas Halimatun Sadiah
Imas Halimatun Sadiah Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Nasional RI

Hobi saya menulis, memasak, dan berolah raga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membingkai Bung Hatta dalam Puisi

21 Maret 2023   15:52 Diperbarui: 21 Maret 2023   16:03 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membingkai Bung Hatta dalam Puisi

 

Bukittinggi -- Kamis (16/03) UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta kembali mengadakan Workshop Menulis ke-Bung Hatta-an yang kali ini berupa puisi.

Workshop bertema "Membingkai Bung Hatta dalam Puisi" itu berlangsung pada 14---16 Maret 2023 di Auditorium Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Kota Bukittinggi.

Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Leksi Hedrifa, S.Kom. dalam sambutannya mengatakan, workshop penulisan puisi tentang Bung Hatta itu sebagai upaya meningkatkan literasi dan kesejahteraan sosial.

Hubungan puisi dengan kesejahteraan sosial di mana puisi ataupun naskah yang peserta tulis bisa dikirim ke media massa atau penerbit. Hal ini juga sejalan dengan salah satu tujuan kegiatan, yaitu meningkatkan kreativitas dan inovasi peserta sehingga bisa menghasilkan barang/jasa.

"Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan perasaan dalam kata-kata indah. Hubungan dengan literasi, puisi menjadi media yang memberi banyak pemahaman, baik tersurat maupun tersirat. Sementara itu, literasi terdiri dari beberapa tingkatan, yakni kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, kemampuan mengakses berbagai ilmu pengetahuan baru, kemampuan menghasilkan inovasi dan kreativitas, serta kemampuan menghasilkan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan," ujar Leksi Hedrifa.

Dia menambahkan, dalam menulis puisi ke-Bung Hatta-an peserta workshop harus mengenal siapa Bung Hatta, segala hal tentang Bung Hatta, salah satunya adalah dengan datang ke perpustakaan. Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini karya-karya peserta akan dihimpun dalam buku antologi puisi Bung Hatta yang akan diterbitkan melalui Perpusnas Press.

Workshop ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Helvy Tiana Rosa (penulis nasional dan akademisi), Anita Hairunnisa (penulis dan CEO Bitread Digital Publishing), Yurnaldi (wartawan senior), dan Edi Wiyono (Pemred Perpusnas Press).

Pada kesempatan itu, wartawan senior Yurnaldi saat menjadi pemateri hari pertama menjelaskan tentang "Menulis Puisi Besar dan Memukau". Yurnaldi membuka dengan penampilan puisi berjudul "Huruf-Huruf Hatta". Menurutnya, puisi adalah seni penyatuan kenangan dengan kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar dan bercita rasa.

"Untuk menghasilkan puisi yang memukau ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni Pertama, struktur fisik puisi, meliputi perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata kongkret, bahasa figuratif, dan verifikasi. Kedua, struktur batin puisi, meliputi tema/makna, rasa, nada, dan amanat/tujuan/maksud. Sedangkan untuk menulis puisi tentang Bung Hatta, penulis harus mengenal sosok Bung Hatta, khususnya dari berbagai referensi atau literatur," terang Yurnaldi.

Pada sesi selanjutnya Yurnaldi memberikan praktik menulis dengan tema "Berimajinasi dengan Puisi. Pada sesi ini, dilakukan sesi diskusi dan peserta diminta untuk membuat puisi tentang Bung Hatta berdasarkan materi yang telah disampaikan sebelumnya.

CEO Bitread Digital Publishing Anita Hairunnisa di hari kedua menjelaskan tentang "Membingkai Bung Hatta dalam Data". Sesi materi diawali dengan pantun dari peserta dan narasumber. Menurutnya, menulis puisi merupakan sebuah aktivitas yang menantang.

"Sebagian dari kita bisa bingung karena bentuk literasinya cukup berbeda dengan yang lain. Menciptakan kombinasi kata, menghadirkan bentuk emosi, memberikan kebebasan bagi pembaca untuk mengapresiasi apa yang akan kita tulis," kata Anita.

Menurutnya, dalam menulis puisi ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu quantity or quality dan riset or feeling only. Ia juga menekankan tentang pentingnya riset, strategi mengolah pesan, dan strategi melakukan riset untuk memunculkan imajinasi serta memperkuat wawasan.

"Dalam menulis puisi tidak hanya tentang rasa dan khayalan semata namun membutuhkan riset, karena puisi yang ditulis berdasarkan riset itu lebih kuat," ujarnya.

Pada sesi ini Anita Hairunnisa mengajak peserta melakukan riset tentang Bung Hatta dengan membagi peserta menjadi beberapa kelompok. Peserta diintruksikan membaca buku-buku referensi tentang Bung Hatta dan mengamati koleksi-koleksi ke-Bung Hatta-an yang ada di perpustakaan. Selanjutnya, membuat catatan-catatan tentang Bung Hatta.

Di materi sesi kedua dijelaskan tentang "Menggali Inspirasi tentang Sosok Bung Hatta" dan praktik menulis puisi dengan tema eksplorasi dan performance. Peserta secara berkelompok membuat puisi dengan tema Bung Hatta berdasarkan catatan-catatan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pembuatan puisi ini diisi dengan diskusi terbuka peserta dan narasumber.

Pada hari ketiga, Helvy Tiana Rosa menjelaskan materi Proses Kreatif Melalui Puisi, Pengertian dan Struktur Puisi, Licentia Poetica, dan Memberdayakan Perangkat-perangkat Puitika, serta Definisi-definisi Sederhana tentang Puisi oleh Penyair.

Selain itu ia juga menjelaskan alasan-alasan kenapa seseorang harus menulis puisi, struktur puisi, unsur puisi, dan penyimpangan-penyimpangan dalam bahasa puisi. Penyimpangan bahasa dalam puisi bertujuan untuk memperkuat daya puisi, mencapai pengucapan tertentu yang diinginkan, mencapai keselarasan rima, dapat menjadi medium yang mampu mengungkapkan perasaan secara tuntas.

Pada sesi ini peserta diminta untuk menyambung puisi secara spontan dengan menggunakan penyimpangan dalam bahasa puisi sehingga menjadi sebuah rangkaian puisi. Jenis-jenis penyimpangan dalam bahasa puisi, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penyimpangan dialek, penggunaan register, penyimpangan historis, dan penyimpangan grafologi.

Helvy Tiana Rosa juga menjelaskan tentang Menangkap Momen Puitik Bersama Bung Hatta. "Momen puitika merupakan momen yang terjadi ketika seorang penyair menghasilkan puisi atau karya sastra lainnya. Saat momen puitika terjadi, penyair akan merasakan sebuah perasaan yang sangat kuat dan berbeda dari momen lainnya. Beberapa momen puitika yang biasanya menghasilkan puisi, di antaranya terhubung dengan emosi yang dalam, perasaan terisolasi," terang Helvy Tiana Rosa.

Pada materi Memberdayakan Perangkat-Perangkat Puitika diisi dengan praktik membuat puisi secara berkelompok dan peserta diminta untuk manampilkan puisi yang telah dibuat.

Sementara itu Pemimpin Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono dihadirkan secara daring via zoom meeting. Ia menjelaskan tentang Perpusnas Press, Semangat Tulis, Terbit. Perpusnas Press adalah lembaga penerbit Perpustakaan Nasional RI yang didirikan pada tahun 2019 yang bertugas untuk menerbitkan karya tulis dan publikasi di bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Konsep tulis-terbit-sebarkan yang diinisiasi Perpusnas Press merupakan sebuah gerakan untuk mengajak dan mendorong masyarakat untuk mengedepankan keberanian dan kesadaran berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman melalui media tulisan.

Dalam materi ini disampaikan bagaimana langkah-langkah menerbitkan buku melalui Perpusnas Press, Program-program Perpusnas Press, seperti Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN), Fase-fase dalam ILPN; alur penerbitan, sistem informasi penerbitan, dan buku-buku yang telah diterbitkan melalui Perpusnas Press.

Di akhir acara dilakukan penyerahan cenderamata dari UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta kepada para narasumber luring Yurnaldi, Anita Hairunnisa, dan Helvy Tiana Rosa.

Sebelum penutupan acara, panitia mengumumkan terkait Petunjuk Teknis Pedoman Penulisan Puisi tentang Bung Hatta yang disampaikan Ketua Pelaksana Imas Halimatun Sadiah.

Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Leksi Hedrifa di sesi penutupan itu mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan workshop dan menyampaikan harapan kepada para peserta agar terjadi perubahan atau peningkatan kemampuaan peserta dalam menulis puisi.

"Peserta harus siap untuk berkarya dalam masa pendampingan selama sebulan. Untuk ke depan kami berharap ada kegiatan-kegiatan bagi peserta yang hobi berpuisi untuk meningkatkan konten-konten literasi tentang ke-Bung Hatta-an. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat," tutup Leksi Hedrifa. (*)

Penulis: Imas Halimatun Sadiah
Foto: Muhammad Ikhbal
Editor: Muhammad Subhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun