Membingkai Bung Hatta dalam Puisi
Â
Bukittinggi -- Kamis (16/03) UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta kembali mengadakan Workshop Menulis ke-Bung Hatta-an yang kali ini berupa puisi.
Workshop bertema "Membingkai Bung Hatta dalam Puisi" itu berlangsung pada 14---16 Maret 2023 di Auditorium Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Kota Bukittinggi.
Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Leksi Hedrifa, S.Kom. dalam sambutannya mengatakan, workshop penulisan puisi tentang Bung Hatta itu sebagai upaya meningkatkan literasi dan kesejahteraan sosial.
Hubungan puisi dengan kesejahteraan sosial di mana puisi ataupun naskah yang peserta tulis bisa dikirim ke media massa atau penerbit. Hal ini juga sejalan dengan salah satu tujuan kegiatan, yaitu meningkatkan kreativitas dan inovasi peserta sehingga bisa menghasilkan barang/jasa.
"Puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan perasaan dalam kata-kata indah. Hubungan dengan literasi, puisi menjadi media yang memberi banyak pemahaman, baik tersurat maupun tersirat. Sementara itu, literasi terdiri dari beberapa tingkatan, yakni kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, kemampuan mengakses berbagai ilmu pengetahuan baru, kemampuan menghasilkan inovasi dan kreativitas, serta kemampuan menghasilkan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan," ujar Leksi Hedrifa.
Dia menambahkan, dalam menulis puisi ke-Bung Hatta-an peserta workshop harus mengenal siapa Bung Hatta, segala hal tentang Bung Hatta, salah satunya adalah dengan datang ke perpustakaan. Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini karya-karya peserta akan dihimpun dalam buku antologi puisi Bung Hatta yang akan diterbitkan melalui Perpusnas Press.
Workshop ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Helvy Tiana Rosa (penulis nasional dan akademisi), Anita Hairunnisa (penulis dan CEO Bitread Digital Publishing), Yurnaldi (wartawan senior), dan Edi Wiyono (Pemred Perpusnas Press).
Pada kesempatan itu, wartawan senior Yurnaldi saat menjadi pemateri hari pertama menjelaskan tentang "Menulis Puisi Besar dan Memukau". Yurnaldi membuka dengan penampilan puisi berjudul "Huruf-Huruf Hatta". Menurutnya, puisi adalah seni penyatuan kenangan dengan kebenaran melalui sentuhan imajinasi yang bernalar dan bercita rasa.
"Untuk menghasilkan puisi yang memukau ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni Pertama, struktur fisik puisi, meliputi perwajahan puisi (tipografi), diksi, imaji, kata kongkret, bahasa figuratif, dan verifikasi. Kedua, struktur batin puisi, meliputi tema/makna, rasa, nada, dan amanat/tujuan/maksud. Sedangkan untuk menulis puisi tentang Bung Hatta, penulis harus mengenal sosok Bung Hatta, khususnya dari berbagai referensi atau literatur," terang Yurnaldi.