Mereka tetap bisa memamerkan karya yang sudah mereka buat walaupun hanya bisa dinikmati secara virtual. Para penikmat seni tetap bisa menikmati karya seni yang dihasilkan oleh para pekerja seni secara virtual pula.Â
Para penikmat seni pun mendukung apapun yang pekerja seni buat karena meraka tetap ingin tahu bagaimana karya-karya mereka ditampilkan dalam bentuk virtual yang belum pernah mereka rasakan sebelumnnya.Â
Walaupun dari segi rasa dan estetika skarya seni sangat berbeda jauh dari apa yang ditampilkan secara langsung, tetapi itu tidak menyusutkan semangat para pekerja seni untuk berkarya, ditambah lagi para penikmat seni yang terus menyemangati dan mendukung para pekerja seni dengan harapan bahwa para pekerja seni tetap berkarya.Â
Dengan seperti ini dunia ekonomi khususnya ekonomi dalam hal seni tetap berjalan dan berputar sehingga tidak berhenti dan akhirnya punah karena pandemi virus corona atau covid-19.
Kembali kejudul awal opini ini "Pekerja Seni Bisa Berkarya Walaupun Pandemi Virus Corona Melanda. Yakin?" sepertinya para pekerja seni sangat yakin dan bisa tetap bekarya.Â
Secara garis besar sebenarnya berkesenian tadak ada matinya bagaimanapun kondisinya. Justru dengan keadaan seperti ini para pekerja seni dituntut untuk berkarya dengan mengangkat isu -- isu berdasarkan lingkungan sekitar seperti sekarang ini. Walaupun secara rasa berkesenian dan pertunjukan berbeda, mereka hanya perlu beradaptasi dengan keadaan yang baru. Masalahnya hanya diwaktu saja, apakah mereka para pekerja seni dapat bertahan dengan tantangan seperti ini yang belum mereka rasakan sebelumnya?
Mereka memang seakan dituntut untuk memahami dan berpikir kreatif tentang teknologi yang ada seperti internet, komputer dan yang lainnya. Karena sekarang adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tidak memungkinkan untuk dilakukannya pertunjukan secara langsung dimana yang biasanya para penikmat seni di Indonesia dapat menikmati karya-karya dari para pekerja seni secara langsung, sekarang harus secara virtual atau bisa dibilang dalam jaringan (daring).Â
Contohnya seperti pentas online, pertunjukan musik virtual, pameran seni rupa virtual dan masih banyak lagi acara-acara atau event kegiatan berkesenian yang dibuat secara virtual dan tentunya tidak kalah seru seperti menikmati secara langsung, justru unik dan menarik karena hal yang sangat baru bagi para penikmat seni khususnya di Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa, walaupun kegiatan berkesenian secara vitual, tetapi para pekerja seni dan panitia yang mengadakan ruang berkesenian bagi para pekerja seni tidak melupakan apa yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu tetap patuhi protokol kesehatan.Â
Protokol kesehatan juga diterapkan didalam kegiatan virtual tersebut seperti para pekerja seni yang harus memakai masker dan mencuci tangan serta menjaga jarak dengan yang lainnya saat berkesenian demi memutuskan rantai penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. Hal tersebut pun wajib bagi para pekerja seni untuk para pekerja seni taati agar saat mereka memamerkan karyanya atau membuat karya tidak terpapar virus corona atau covid-19.Â
Selain itu, hal itu juga justru bisa menjadi contoh positif bagi para penikmat seni terutama masyarakat Indonesia yang masih nakal dan tidak taat akan protokol kesehatan.Â