Mohon tunggu...
Imanuela Dhimas Arianto
Imanuela Dhimas Arianto Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Mahasiswa

Saya suka menuliskan sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pekerja Seni Bisa Berkarya walaupun Pandemi Virus Corona Melanda, Yakin?

11 November 2020   08:20 Diperbarui: 11 November 2020   09:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kamu virus corona atau covid-19 sangatnya berbahaya tidak hanya bagi kesehatan tetapi juga bagi lapangan pekerjaan. Secara umum virus corona atau bisa yang kita sebut dengan covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan pada manusia dan juga hewan. Virus corona atau covid-19 ini pertama kali muncul berada di kota Wuhan China pada bulan Desember tahun 2019 lalu. 

Pandemi virus corona atau covid-19 masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Hingga sampai saat ini virus corona atau covid-19 telah menyebar hampir ke 34 provinsi yang ada di Indonesia. 

Cepatnya penyebaran virus corona atau covid-19 ini tidak lain adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesiapan tentang virus corona atau covid-19 sehingga banyak orang di Indonesia yang tertular atau terdampak akan virus corona atau covid-19 tersebut. 

Selain tertular korban meninggal akibat virus corona atau covid-19 menurut situs www.covid19.go.id pada tanggl 05 bulan November tahun 2020 adalah sekitar 14.529 orang, sedangkan orang yang sembuh akibat terdampak virus corona atau covid-19 adalah sekitar 422 ribu orang.

Pemerintah Indonesia juga sudah bekerja keras dalam menangani virus corona atau covid-19 ini dengan dibuatnya protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang dibuat oleh pemerintah yaitu mulai dari menyediakan berbagai fasilitas kesehatan seperti adanya swap test dan rapid test. Pemerintah Indonesia juga menerapkan aturan baru yaitu kewajiban masyarakat yang harus mengenakan masker, selalu mencuci tangan dan membawa handsanitizer, dan selalu menjaga jarak dengan sekitarnya. 

Semua itu wajib demi mencegah dan memutuskan rantai penyebaran pandemi virus corona atau covid-19 yang sedang melanda di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga memberikan sanksi dan juga hukuman bagi para pelanggar protokol kesehatan yang telah diterapkan, seperti sistem denda berupa uang atau bisa juga sanksi sosial. 

Sanksi sosial yang diberikan rata-rata berupa memungut sampah yang berada disekitar mereka, tetapi tidak memungkinkan sanksi sosial yang lainnya seperti membacakan pancasila, menyanyikan lagu wajib dan sebagainya. 

Pemerintah Indonesia tidak hanya sekedar memberikan denda atau sanksi sosial saja tetapi setelah itu mereka juga membagikan masker dan handsanitizer bagi para masyarakat yang lupa tidak membawanya dalam berkegiatan sehari hari. Semua itu pemerintah Indonesia lakukan demi mencegah memutuskan rantai penyebaran virus corona atau covid-19 di Indonesia.

Dampak pandemi virus corona atau covid-19 tidak hanya berdampak pada kegiatan masyarakat yang baru seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tetapi juga berdampak kepada profesi beberapa masyarakat. 

Warga masyarakat yang terdampak virus corona atau covid-19 terasa sekali dampaknya pada masyarakat yang berprofesi di bidang wisata, seperti pedagang-pedagang kaki lima, penjual-penjual makanan dan aksesoris di tempat wisata, buruh pabrik, wiraswasta, hingga perawat rumah sakit banyak yang keluar dengan berbagai alasan seperti takut terjangkit virus corona atau covid-19, gaji yang dipotong karena dipakai untuk membeli alat kesehatan dan masih banyak lagi. 

Salah satu profesi yang ikut terdampak virus corona atau covid-19 dan terasa sekali efeknya adalah para pekerja seni, baik seni rupa, seni musik dan lain-lain. 

Mereka terdampak dan seperti kehilangan pekerjaan karena tidak ada ruang berkarya dan sulitnya bagi mereka untuk membuat ruang memamerkan karya mereka bagi para penikmat seni. Selain itu ditambah juga pemerintah yang menerapkan aturan untuk menjaga jarak agar penyebaran virus corona dan covid-19 dapat dicegah.

Pandemi virus corona atau covid-19 ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi negara kita Indonesia khususnya masyarakat yang berprofesi dan menggantungkan hidupnya hanya pada bersenian dan karya - karya yang mereka miliki. 

Mereka seolah dituntut untuk berpikir secara keras memikirkan bagaimana cara mereka para pekerja seni berkarya saat pandemi virus corona atau covid-19 ini, ditambah lagi dengan aturan dari pemerintah yang bisa dibilang cukup sulit untuk membuat ruang memamerkan karya mereka. 

Beberapa contoh sederhananya saja tidak adanya lagi konser-konser musik yang di gelar di berbagai daerah karena program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah untuk mencegah virus corona atau covid-19. 

Tidak adanya lagi pameran-pameran lukisan dan seni rupa lainnya yang diadakan baik di museum-museum atau di tempat-tempat lainnya.dari beberapa contoh tersebut bisa dibilang para pekerja seni kehabisan ide dan akal mereka harus bagaimana lagi mereka membuat ruang untuk mereka bekerja seperti biasanya. 

Walaupun pemerintah sudah menyiapkan jaminan sosial berupa bantuan langsung agar para pekerja seni bisa melanjutkan hidup tetapi itu tidak saja cukup untuk mereka melanjutkan hidup karena sebagian hidup mereka ada berseni jadi mereka tetap butuh ruang untuk itu.

Di dalam kompas.com, Hilmar Farid, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berusaha merespon ini dengan berbagai langkah dan kebijakan. Hilmar Farid menjelaskan bahwa pemerintah sudah mempersiapkan tiga langkah yang menurut beliau penting untuk membantu para pekerja seni yang terdampak virus corona atau covid-19. 

Langkah pertama yang diambil pemerintah yaitu berupa langkah safety atau keamanan yang mengacu pada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah dan memutuskan rantai penyebaran virus corona atau covid-19. 

Langkah kedua selanjutnya yaitu yang tadi sempat disinggung adalah jaminan sosial berupa bantuan bahan pokok atau langsung agar para pekerja seni bisa melanjutkan hidup meraka ditengah pandemi virus corona atau covid-19 seperti ini. Hilmar Farid mengatakan bahwa para pekerja seni telah dilakukan pendataan yang penghasilannya relatif rendah agar ada bantuan langsung. 

Langkah ketiga atau terakhir adalah langkah yang sifatnya pemulihan. Menurutnya, pemerintah sudah membuat skema pemulihan agar jika pandemi corona berakhir industri seni bisa bangkit kembali seperti semula. Hilman Farid mengatakan bahwa pemerintah sudah menurunkan bantuan itu pada pekan kedua Mei 2020 kemarin dan ada sekitar 38.000 pekerja seni yang terdampak virus corona atau covid-19 ini.

Berdasarkan langkah pertama yang diambil pemerintah tadi yaitu langkah safety atau keamanan yang mengacu pada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi mencegah dan memutuskan rantai penyebaran virus corona atau covid-19, para pekerja seni pun berinisiatif untuk membuat sebuah karya dalam bentuk virtual yang mengandalkan teknologi dan jaringan sekarang ini. 

Mereka tetap bisa memamerkan karya yang sudah mereka buat walaupun hanya bisa dinikmati secara virtual. Para penikmat seni tetap bisa menikmati karya seni yang dihasilkan oleh para pekerja seni secara virtual pula. 

Para penikmat seni pun mendukung apapun yang pekerja seni buat karena meraka tetap ingin tahu bagaimana karya-karya mereka ditampilkan dalam bentuk virtual yang belum pernah mereka rasakan sebelumnnya. 

Walaupun dari segi rasa dan estetika skarya seni sangat berbeda jauh dari apa yang ditampilkan secara langsung, tetapi itu tidak menyusutkan semangat para pekerja seni untuk berkarya, ditambah lagi para penikmat seni yang terus menyemangati dan mendukung para pekerja seni dengan harapan bahwa para pekerja seni tetap berkarya. 

Dengan seperti ini dunia ekonomi khususnya ekonomi dalam hal seni tetap berjalan dan berputar sehingga tidak berhenti dan akhirnya punah karena pandemi virus corona atau covid-19.

Kembali kejudul awal opini ini "Pekerja Seni Bisa Berkarya Walaupun Pandemi Virus Corona Melanda. Yakin?" sepertinya para pekerja seni sangat yakin dan bisa tetap bekarya. 

Secara garis besar sebenarnya berkesenian tadak ada matinya bagaimanapun kondisinya. Justru dengan keadaan seperti ini para pekerja seni dituntut untuk berkarya dengan mengangkat isu -- isu berdasarkan lingkungan sekitar seperti sekarang ini. Walaupun secara rasa berkesenian dan pertunjukan berbeda, mereka hanya perlu beradaptasi dengan keadaan yang baru. Masalahnya hanya diwaktu saja, apakah mereka para pekerja seni dapat bertahan dengan tantangan seperti ini yang belum mereka rasakan sebelumnya?

Mereka memang seakan dituntut untuk memahami dan berpikir kreatif tentang teknologi yang ada seperti internet, komputer dan yang lainnya. Karena sekarang adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tidak memungkinkan untuk dilakukannya pertunjukan secara langsung dimana yang biasanya para penikmat seni di Indonesia dapat menikmati karya-karya dari para pekerja seni secara langsung, sekarang harus secara virtual atau bisa dibilang dalam jaringan (daring). 

Contohnya seperti pentas online, pertunjukan musik virtual, pameran seni rupa virtual dan masih banyak lagi acara-acara atau event kegiatan berkesenian yang dibuat secara virtual dan tentunya tidak kalah seru seperti menikmati secara langsung, justru unik dan menarik karena hal yang sangat baru bagi para penikmat seni khususnya di Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa, walaupun kegiatan berkesenian secara vitual, tetapi para pekerja seni dan panitia yang mengadakan ruang berkesenian bagi para pekerja seni tidak melupakan apa yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu tetap patuhi protokol kesehatan. 

Protokol kesehatan juga diterapkan didalam kegiatan virtual tersebut seperti para pekerja seni yang harus memakai masker dan mencuci tangan serta menjaga jarak dengan yang lainnya saat berkesenian demi memutuskan rantai penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. Hal tersebut pun wajib bagi para pekerja seni untuk para pekerja seni taati agar saat mereka memamerkan karyanya atau membuat karya tidak terpapar virus corona atau covid-19. 

Selain itu, hal itu juga justru bisa menjadi contoh positif bagi para penikmat seni terutama masyarakat Indonesia yang masih nakal dan tidak taat akan protokol kesehatan. 

Bawasannya bahwa para pekerja seni saja tetap bisa berkarya dengan protokol kesehatan yang telah diterapkan bagaimana dengan para penikmat seni. Hal tersebut bisa memotovasi para penikmat seni dan masyarakat Indonesia tentunya untuk tetap menaati protokol kesehatan demi kepentingan bersama yaitu memutuskan penyebaran pandemi virus corona atau covid-19. 

Jika kita mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker kemanapun kita berpergian, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak, maka dengan rasa optimisme yang tinggi yakin dan percaya virus corona atau covid-19 dapat diputuskan penyebarannya di Indonesia. 

Ketika virus corona atau covid-19 itu telah hilang atau sudah dinyatakan bersih, maka para pekerja seni dapat berkesenian kembali seperti biasanya dan kita juga sebagai penikmat seni tentunya dapat kembali merasakan kembali bagaimana konser musik secara langsung, menikmati seni rupa di pameran museum -- museum, dan masih banyak lagi karya-karya yang dibuat oleh para pekerja seni secara langsung nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun