Pailul terus menyalakan tungku perapian. Â
Sebuah panci berukuran besar disiapkan di atas tungku. Â
"Nah, Â kita memasak sup batu, Â sekarang!"
Pailul menuangkan air ke dalam panci. Â Anak-anak melingkari panci itu. Mereka berebut mendekat untuk mendapatkan pembuktian. Â
Sebutir batu krikil dimasukkan ke dalam panci. Air mulai mendidih. Â Pailul mengaduk perlahan. Sesekali bibirnya bergerak, entah. Â
"Em, Â sebenarnya sup batu ini akan terasa enak kalau dicampuri bawang bombai. Â Sayangnya Om lupa membawa bawang."
Seorang bocah teriak, Â "Saya punya, Om."
Anak itu berlari pulang. Â Hanya sebentar saja anak itu sudah kembali dan menyodorkan beberapa butir bawang bombai.
Pailul dengan cekatan memotong-motong bawang gembrot itu dan memasukkannya ke dalam panci. Â
Lantas, Â kepulan asap dari panci mengelana menyusup lubang hidung. Â Bau harum bawang bombai membuai -buai. Ah, sedap!
"Nah, betul kan kata, Om? " Pailul sedikit membual.
Anak-anak kegirangan demi buaian Pailul.