Mohon tunggu...
Iman Rachman
Iman Rachman Mohon Tunggu... -

Pelaku Usaha Kecil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Berdampingan Dengan Gempa Bumi

29 November 2011   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:04 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih segar didalam ingatan kita tentang betapa dahsyatnya Gempa bumi yang mengguncang Jepang pada tanggal 11 Maret 2011.

Dimana selain gempa bumi dengan skala 9.0 skala Richter, ternyata gempa tersebut juga menimbulkan gelombang Tsunami yang meluluh lantakkan berbagai Infrastruktur di sepanjang pesisir Timur Jepang.

[caption id="attachment_145379" align="aligncenter" width="300" caption="(Gempa Bumi, sumber: internationalrivers.org)"][/caption]

Sungguh sebuah bencana alam yang tidak terperikan, karena gempa bumi bisa menyebabkan berbagai bencana susulan lainnya, seperti Bangunan yang roboh, kebakaran (yang disebabkan oleh terganggunya aliran listrik), jatuhnya korban jiwa, putusnya sarana jalan, tanah longsor, rusaknya tanggul yang dapat menyebabkan banjir.

Dan jika kita membicarakan tentang Gempa Bumi, terutama gempa yang terjadi di dasar laut, maka seringkali tidak bisa dipisahkan dengan bencana susulan yang tidak kalah mengerikannya, yaitu Tsunami.

Tsunami sendiri berasal dari bahasa jepang, yang berarti "ombak besar di pelabuhan". Dan Tsunami terjadi karena adanya pergeseran air di lautan, yang disebabkan oleh perubahan permukaan air laut secara vertikal dengan tiba-tiba, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, atau jatuhnya benda langit. Dan kesemua faktor tersebut, terjadi dibawah laut, yang kemudian menggerakkan air menuju ke pantai, yang kemudian biasa disebut sebagai gelombang Tsunami.

[caption id="attachment_145380" align="aligncenter" width="225" caption="(Tsunami-Sumber: telegraph.co.uk)"] [/caption]

Sesampainya di pantai, Gelombang Tsunami biasanya memiliki kecepatan laju hingga mencapai 30 km/jam, dengan ketinggian mencapai puluhan meter.

Gelombang inilah yang kemudian masuk ke daratan, dan menyapu infrastruktur yang ada di daratan.

Daya rusak Tsunami menjadi lebih besar saat Tsunami turut membawa material padat yang tersapu sebelumnya.

Dan bagi mahluk hidup, akan sulit bertahan saat menghadapi Tsunami, karena yang dihadapi tidak semata-mata air laut dengan kekuatan terjangan yang dahsyat, tetapi juga material bangunan atau material padat lainnya yang juga ikut terbawa oleh terjangan Tsunami.

Kekuatan Tsunami perlahan-lahan akan terus berkurang seiring dengan semakin dalamnya memasuki daratan.

Akan tetapi efek negatifnya akan terus berdampak, yaitu terjadinya tumpukan material padat yang sulit dibersihkan, hancurnya infrastruktur, rusaknya lahan pertanian, tumbuh-tumbuhan, dan jatuhnya korban jiwa, serta rusaknya persediaan air bersih di daratan.

Berikut ini adalah beberapa gempa bumi yang pernah terjadi, dan beberapa diantaranya, diiringi oleh Tsunami,

11 Maret 2011, Gempa bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang

26 Oktober 2010, Gempa bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami.

16 Juni 2010, Gempa bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.

7 April 2010, Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.

27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.

12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.

30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.

[caption id="attachment_145387" align="aligncenter" width="640" caption="(Tsunami, sumber: BBC.uk)"][/caption]

2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.

3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.

12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.

12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter

9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter

6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.

27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.

26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.

26 Januari 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.

26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.

21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.

26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.

17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.

25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.

30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.

17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.

30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.

12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.

21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.

7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.

16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).

28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.

4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.

29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.

26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.

24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.

31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.

1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

(Sumber Data Gempa Bumi: Wikipedia)

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa gempa bumi yang terkadang disertai dengan Tsunami, kerap terjadi?.

Ternyata jawabannya adalah karena terdapat banyaknya penyebab gempa bumi yang bisa saja terjadi dibelahan manapun di bumi ini.

Gempa bumi juga bisa terjadi karena adanya aktifitas gunung berapi (yang biasa disebut dengan Gempa Bumi Vulkanik), dimana ledakan yang menyertai keluarnya Magma, bisa menyebabkan terjadinya gempa bumi. Dan gempa ini hanya terasa di sekitar lokasi dimana gunung berapi tersebut berada.

[caption id="attachment_145389" align="aligncenter" width="275" caption="(letusan gunung berapi, sumber: pubs-usgs.gov)"][/caption]

Gempa bumi juga bisa terjadi dikarenakan adanya pergeseran dari lapisan kulit bumi (lempeng tektonik), yang akan menyebabkan gempa yang biasa disebut dengan Gempa Tektonik.

Gerakan yang disebabkan oleh gempa jenis ini, biasanya akan menyebabkan kerusakan dengan skala yang jauh lebih besar dan luas, jika dibandingkan dengan gempa bumi vulkanik.

[caption id="attachment_145390" align="aligncenter" width="308" caption="(gempa tektonik, sumber: keep3.sjfc.edu)"][/caption]

Gempa jenis yang lain adalah gempa bumi yang disebabkan karenaditabraknya bumi oleh benda luar angkasa (seperti meteor atau asteroid yang menabrak bumi). Dan gempa ini disebut dengan Gempa Bumi Tumbukan.

Gempa Dahsyat jenis ini pernah terjadi beberapa juta tahun yang lalu, yang telah menyebabkan punahnya Dinosaurus di bumi, karena tubrukan tersebut menyebabkan berubah drastisnya iklim dibumi. 

[caption id="attachment_145393" align="aligncenter" width="259" caption="(meteor jatuh ke bumi-mset.rst2.edu)"][/caption]

Jenis gempa lainnya adalah yang disebut dengan Gempa Bumi Runtuhan, dimana terjadi guncangan dipermukaan bumi yang dikarenakan runtuh atau longsornya dinding bukit yang menyebabkan getaran di permukaan tanah. Efek yang ditimbulkan oleh gempa bumi jenis ini adalah sementara dan bersifat lokal.

Gempa Bumi jenis lain yang terakhir adalah gempa bumi yang disebabkan oleh adanya aktifitas manusia yang menggetarkan tanah disekitarnya, seperti peledakan bom nuklir.

[caption id="attachment_145404" align="aligncenter" width="203" caption="(peledakan Nuklir, Sumber: nukefix.org)"][/caption]

Dan seringnya daerah di Pasifik mengalami Gempa Bumi dahsyat, adalah karena kita berada di daerah yang disebut sebagai Sabuk Gempa Pasifik, atau yang sering dikenal dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik atau Facific Ring Of Fire atau Sabuk Gempa Pasifik.

Daerah yang berbentuk tapal kuda dengan cakupan wilayah sepanjang 40.000 km ini, sering mengalami guncangan gempa dan letusan gunung berapi.

Cincin Api Pasifik memiliki daerah cakupan sebagai berikut ini,

[caption id="attachment_145394" align="aligncenter" width="800" caption="(Cincin Api Pacific-sumber: worldatlas.com)"][/caption]

1.Selandia Baru

2.Palung Kermadec

3.Palung Tonga

4.Palung Bougainville

5.Indonesia

6.Gunung Merapi

7.Filipina

8.Palung Filipina

9.Palung Yap

10.Palung Mariana

11.Palung Izu Bonin

12.Palung Ryukyu

13.Jepang

14.Gunung Fuji

15.Palung Jepang

16.Palung Kurile

17.Kamchatka

18.Kepulauan Aleutia

19.Palung Aleutia

20.American cordillera

21.Alaska

22.Pacific Coast Range

23.British Columbia

24.Barisan Pegunungan Cascade

25.Gunung St. Helens

26.California

27.Meksiko

28.Palung Amerika Tengah

29.Guatemala

30.Nikaragua

31.Kolombia

32.Ekuador

33.Peru

34.Palung Peru-Chili Trench

(Sumber Data: Wikipedia)

Dan jika kita telah menyadari bahwa negeri kita tercinta Indonesia ternyata berada diatas daerah Cincin Api Pasifik yang sangat rawan mengalami Gempa Bumi, tentunya hanya ada dua pilihan bagi kita dalam menyikapinya, yaitu:

Pertama.

Kita segera pindah menuju Negara atau daerah dimana berada di luar area Cincin Api Pasifik.

Atau,

Kedua.

Kita belajar tentang bagaimana cara terbaik untuk menghadapi akibat-akibat yang bisa ditimbulkan oleh terjadinya sebuah gempa bumi. Dan hal ini sudah sejak lama di praktekkan oleh orang Jepang yang negerinya sangat sering dilanda gempa bumi.

Jika kita memilih untuk tetap tinggal di Indonesia, maka berikut ini ada beberapa Tips yang bisa kita lakukan untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh Gempa Bumi.

Bila kita berada didalam rumah atau bangunan lainnya, cara terbaik adalah segera menuju keluar rumah, dan mencari tanah lapang yang jauh dari bangunan yang mungkin akan runtuh oleh getaran gempa bumi.

[caption id="attachment_145400" align="aligncenter" width="259" caption="(Evakuasi Gempa-sumber:terriertimes.edu)"][/caption]

Akan tetapi ingat, cobalah untuk tetap tenang dan jangan berebutan keluar dari ruangan tersebut, karena hal itu akan memperlambat proses evakuasi dan bisa menambah jumlah korban yang mungkin terjadi karena terinjak-injak atau berdesak-desakan.

Serta jangan pernah menggunakan lift di saat terjadinya gempa bumi. Gunakanlah tangga darurat. Dan jika kita terjebak di dalam lift saat terjadinya gempa, maka gunakanlah fasilitas “interphone” yang ada di dalam lift untuk segera menghubungi petugas keamanan.

Dan jika kita sulit untuk segera berlari keluar rumah atau bangunan di saat Gempa Bumi, maka jangan panik!.

Berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur (yang memiliki kolong). Dimana meja dan kolong tempat tidur akan dapat mengurangi kemungkinan tertimpanya kita oleh reruntuhan material bangunan rumah yang rusak karena guncangan gempa.

Jika tidak sempat menuju kolong meja atau tempat tidur, maka lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya yang bisa mencegah benturan antara kepala dengan reruntuhan benda lainnya.

Jauhi rak buku, lemari atau jendela kaca yang mungkin bisa jatuh dan menimpa tubuh kita.

Waspada terhadap ambruknya langit-langit atau benda-benda lainnya.

Dan bila kita berada di luar ruangan,

Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal yang mungkin longsor, tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, yang kesemuanya mungkin akan bergoyang karena gempa dan bisa runtuh menimpa kita.

Bila kita ternyata sedang mengemudikan kendaraan, maka segera hentikan kendaraan kita di tempat yang terbuka. Dan jangan berhenti dibawah bangunan lain, seperti dibawah jembatan layang atau dibawah jembatan penyeberangan.

Dan jika kita sedang berada di daerah Pegunungan, maka berlarilah ketempat terbuka yang jauh dari bukit, tebing atau pohon-pohon besar. Karena gempa bumi dapat menyebabkan longsornya tebing dan tumbangnya pohon-pohon besar yang dapat membahayakan diri kita.

Jika kita sedang ada di tepai pantai, maka segeralah berlari menuju daratan yang lebih tinggi, mengingat gempa bumi seringkali dapat memicu terjadinya Tsunami di tepi pantai.

Usahakanlah agar kita bisa memberikan pertolongan pertama (jika diperlukan) baik pada diri kita sendiri atau pada diri orang lain disekitar kita, sesaat setelah terjadinya gempa bumi. Hal ini mengingat bahwa kejadian Gempa Bumi akan menyulitkan tenaga medis untuk segera datang dan melakukan pertolongan jika ada yang terluka.

Pada suatu kondisi dimana kehancuran karena Gempa Bumi terjadi dengan sedemikian dahsyatnya, dan kita perlu pergi ketempat-tempat pengungsian, maka bawalah serta pakaian atau makanan yang masih bisa diselamatkan dengan secukupnya.

Jika tidak ada barang yang bisa dibawa lagi, bergegaslah menuju tempat pengungsian, dimana biasanya akan diberikan bantuan pakaian dan makanan dari pemerintah atau pihak-pihak lainnya.

Usahakanlah untuk selalu berkoordinasi dengan petugas di tempat pengungsian. Dan cobalah untuk selalu mencari informasi tentang sanak saudara yang mungkin selamat dan ada bersama-sama di tempat pengungsian.

Dengan mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya dalam menghadapi Gempa Bumi, maka kita akan bisa hidup berdampingan dengan gempa bumi yang akan selalu terjadi di tempat dimana kita tinggal diatasnya, yaitu di daerah Cincin Api Pacific!.

Setelah kita tercekam oleh segala kengerian yang timbul dikarenakan terjadinya Gempa Bumi, tentunya akan timbul pertanyaan dihati kita sebagaimana berikut ini,

“Jika memang Tuhan Menyayangi Ummat Manusia, mengapa sih Tuhan menciptakan Gempa Bumi yang akibatnya bisa sangat mengerikan seperti itu?”.

Sebuah pertanyaan yang jawabannya akan sangat mengejutkan, karena Gempa Bumi yang dampaknya sangatlah mengerikan tersebut, ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini dalam jangka panjang.

Hugh Ross, seorang Astrofisikawan dari Royal Astronomical Society, Montreal, Kanada, menyatakan bahwa ternyata terjadinya Gempa Bumi adalah sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi.

Hugh Ross menerangkan bahwa sebelum terjadinya gempa bumi (atau aktifitas lempeng Tektonik lainnya), unsur hara/nutrisi tanah yang ada di daratan akan terkikis oleh aktifitas hujan dan kejadian alam lainnya, dan terbawa hingga hilang ke samudera yang merupakan tempat pembuangan akhir dari segala sesuatu yang ada di daratan.

[caption id="attachment_145402" align="aligncenter" width="252" caption="(hanyutnya unsur hara ke samudera - sumber: berkeley.edu)"][/caption]

Jika tidak ada gempa bumi, maka unsur hara di daratan akan semakin menipis, dan tanah akan menjadi semakin kurang subur dan tidak lagi bisa menopang kehidupan tumbuhan diatasnya. Dan pada akhirnya akan mengganggu pola rantai makanan yang tentunya berawal dari tumbuhan.

Dengan adanya gempa bumi yang merupakan proses pembalikan tanah dari lempangan kulit bumi, maka zat mineral dan nutrisi tanah serta barang tambang yang sebelumnya berada di dalam tanah, akan menyembul keluar dan menggantikan lapisan tanah yang lama, yang telah kurang subur dan kurang memiliki unsur hara serta telah habis barang tambangnya.

Hal yang sama seperti yang terjadi dengan letusan gunung berapi, dimana letusan gunung berapi akan memuntahkan banyak sekali mineral, bahan tambang, dan unsur hara bagi lapisan tanah yang lama, yang telah menjadi kurang subur dan telah habis barang tambangnya.

Telah nyata bahwa timbulnya Gempa Bumi dan Letusan gunung berapi, merupakan sebuah mekanisme bagi alam untuk merawat dirinya, dan untuk tetap dapat menyediakan tanah yang subur dan kekayaan alam yang berlimpah bagi semua penduduk bumi.

Mengingat gempa bumi mengandung banyak sekali manfaat bagi kehidupan di bumi, maka kita harus bijak dalam memandang gempa bumi, sebagaimana yang telah berhasil dilakukan oleh Negara tetangga kita di Jepang.

[caption id="attachment_145401" align="aligncenter" width="240" caption="(Alam nan subur - sumber: wikipedia.org)"][/caption]

Pengetahuan yang mendalam tentang gempa bumi, dan pelatihan yang rutin tentang cara menghadapi gempa bumi, akan membuat kita bisa hidup berdampingan dengan Gempa Bumi. Serta terus mendapatkan manfaat dari kekayaan dan kesuburan alam yang selalu terbarukan oleh adanya aktifitas Gempa Bumi yang terjadi di Cincin Api Pasifik.

Penulis,

Iman Rachman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun