Akhirnya kami disuguhi juice peach dan juice jeruk, tentu saja dilengkapi dengan makanan utama lainnya. Kerang rebus, udang rebus, sup ikan, sapi cincang, telur sayur, dimsum, sup jagung, dan roti. Kenyang sekali.
Saya mencatat hal menarik. Mereka mengacungkan gelas sloki yang berisi beer Tsing Tao ke arah tengah meja, teman-temannya ikut mengacungkan dan saling menyentuhkan gelas, lalu mereka minum bersama-sama hingga habis. Kami pun ikut mengacungkan gelas. Bedanya yang kami minum juice. Mereka melakukannya berulang-ulang hingga habis 2 botol besar perorang. Kuat sekali.
Saya melihat Mr. Gao memberikan sebatang rokok kepada temannya yang ternyata adalah Pejabat di pabrik yang akan kami kunjungi esok hari. Mr. Gao lalu mengambil korek api gas dan menyalakan rokok yang sudah terselip di bibir si pejabat tadi. Ini tanda kehormatan dan keakraban.
Malam semakin larut memaksa para pekerja keras kembali ke peraduan. Angin semakin kencang menghembuskan suhu dingin. Lelaki tua mulai menutup tokonya. Kami pulang ke hotel. Berendam di air hangat. Saya baru ingat, kami belum mandi sejak semalam. Meregangkan kaki dan punggung yang lelah. Shalat dan beristirahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H