1. Tingkat Keterbukaan (Open Rate):Â Pantau berapa persen penerima email yang membuka emailmu. Ini memberi gambaran awal tentang seberapa menarik judul dan subjek emailmu.
2. Tingkat Klik (Click-Through Rate):Â Evaluasi berapa persen dari mereka yang membuka emailmu kemudian mengklik tautan di dalamnya. Ini menunjukkan seberapa efektif emailmu dalam mengarahkan tindakan.
3. Tingkat Konversi (Conversion Rate):Â Ukur seberapa banyak penerima email yang akhirnya melakukan tindakan yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau mengisi formulir. Ini adalah indikator utama keberhasilan kampanye.
4. Rasio Pembatalan Langganan (Unsubscribe Rate): Cek berapa banyak penerima yang memutuskan untuk berhenti berlangganan setelah menerima emailmu. Rasio yang tinggi bisa menandakan bahwa konten atau frekuensi pengiriman tidak sesuai.
5. Bounce Rate:Â Monitor berapa banyak email yang gagal dikirim dan kembali ke pengirim. Ada dua jenis bounce: soft bounce (seperti kotak masuk penuh) dan hard bounce (seperti alamat email yang tidak valid).
6. Engagement:Â Rate Selain membuka dan mengklik, perhatikan interaksi lainnya seperti waktu yang dihabiskan di email atau seberapa sering email dibagikan.
7. Analisis A/B Testing: Jika kamu melakukan uji A/B pada elemen tertentu dalam email, evaluasi hasilnya untuk menentukan varian mana yang paling efektif dalam mencapai tujuan kampanye.
8. Tanggapan Pelanggan:Â Perhatikan umpan balik langsung dari pelanggan, seperti balasan email atau komentar di media sosial, untuk mendapatkan insight tentang bagaimana mereka merespons kampanye.
9. ROI (Return on Investment): Hitung pengembalian investasi dari kampanye email marketingmu. Bandingkan biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang dihasilkan untuk menilai efektivitas kampanye.
10. Tren dan Pola:Â Analisis data dari waktu ke waktu untuk mengidentifikasi tren atau pola yang bisa membantu dalam merencanakan kampanye mendatang. Misalnya, temukan waktu-waktu yang paling efektif untuk mengirim email.
Kesimpulan