Peningkatan angka prevalensi diabetes pada lansia tersebut tentu akan lebih tinggi lagi jika memasukkan angka prevalensi pada rentang umur 60-64 tahun yang sayangnya rentang umur tersebut digabungkan bersama dengan rentang umur 55-59 tahun dalam satu kelompok umur: 55-64 tahun, padahal rentang umur lansia dimulai dari umur 60 tahun.
Lalu, memangnya kenapa dengan semua data dan angka-angka itu? Mungkin kamu bertanya begitu. "So, what, geeto loh?"
= = =
Begini, sahabat dan kerabatku sekalian....
Mungkin ada banyak di antara kamu yang belum memasuki masa lansia. Tapi jika TUHAN yang Mahakuasa menganugerahkan umur panjang kepada masing-masing kita, maka kita semua akan memasuki masa lansia. Saya sendiri tahun depan akan meninggalkan masa 'muda' saya dan memasuki masa lansia. Horee...!
Lho, kok saya bersorak 'horee'!? Memang apa yang istimewa dari lansia? Lagi pula keberuntungan apa yang didapatkan dengan menjadi seorang lansia, apalagi lansia dengan diabetes? Dan sukacita yang bagaimana yang dapat menggetarkan hati seorang lansia dengan diabetes?
Padahal, ada anggapan bahwa lansia adalah bagaikan parutan kelapa yang sudah habis diperas santannya. Ada juga anggapan bahwa lansia adalah bagaikan serdadu tua yang kehabisan tenaga sehingga harus meninggalkan medan tempur karena sudah tidak dapat lagi memanggul senjata. Apa betul begitu? Hmmm ....
Lansia bukan bagaikan langit mendung yang selalu ditutupi awan kelabu. Lansia bukan juga bagaikan padang tandus yang tak ditumbuhi rerumputan hijau. Bahkan, lansia bukan juga bagaikan kutub bumi yang kedinginan diselimuti salju. Tapi lansia dapat menjadi pelangi yang menginspirasi hati yang beku.
= = =
Meningkatnya porsi lansia dalam komposisi jumlah penduduk Indonesia, tentu saja mendatangkan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita yang hidup di republik ini. Semakin banyak rakyat Indonesia yang berumur lebih panjang. Kenapa? Suka atau tidak suka, harus diakui bahwa itu merupakan salah satu hasil pembangunan yang dilakukan di bidang ekonomi dan kesehatan.
Tapi meningkatnya prevalensi diabetes melitus tipe 2 pada kelompok umur lansia, tentu juga mendatangkan suatu permasalahan tersendiri bagi bangsa ini. Semakin banyak rakyat Indonesia yang memerlukan perhatian. Kenapa? Suka atau tidak suka, harus diakui bahwa diabetes melitus tidak dapat disembuhkan, dan hanya gejalanya yang dapat dikendalikan.