Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Tidak Mau Menyerah Melawan Diabetes

24 Maret 2021   08:04 Diperbarui: 24 Maret 2021   08:29 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock via KOMPAS.COM

Saya juga sempat heran dan bingung waktu itu ketika saya mengalami beberapa fenomena yang kemudian saya ketahui sebagai gejala-gejala diabetes juga. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berat badan turun secara drastis tanpa diketahui sebab pastinya. Saya heran  kenapa berat badan saya turun secara drastis dari 92 kg ke 84 kg dalam tempo satu tahun. Padahal saya tidak melakukan peningkatan aktifitas olahraga. Padahal juga saya masih tetap suka makan dan ngemil. Kenapa bisa begitu? Saya tidak tahu. Ini gejala diabetes yang aneh tapi nyata, bukan?

2. Banyak minum tapi tetap sering merasa haus. Saya juga heran dengan gejala diabetes yang satu ini. Kenapa saya merasa sering merasa haus walau sudah dan sering minum banyak? Tapi akhirnya saya anggap itu hal yang biasa saja karena saya berpikir bahwa tubuh saya memang cenderung mudah berkeringat.

3. Sering buang air kecil, termasuk di malam hari. Nah ini gejala diabetes yang bikin saya sengsara. Bayangkan, saya gak kuat untuk menahan kencing kalau saya naik kereta api 'commuter' dari stasiun Manggarai ke Bogor. Saya harus turun dulu di salah satu stasiun di sekitar Depok untuk mengosongkan kantung kencing, lalu naik kereta api berikutnya untuk tiba di Bogor. Ngerepotin banget gak tuh?

4. Rasa kebas pada jari kaki. Tadinya gejala diabetes ini saya anggap enteng juga. Saya pikir rasa kebas itu karena saya menggunakan kaus kaki yang kesempitan. Tetapi kemudian saya sangat terkejut dan merasa sangat tidak nyaman dengan rasa kebas yang saya rasakan. Rasa kebas itu disertai rasa kesemutan dan panas terbakar yang hebat. Itu tejadi sejak mulai bulan Februari 2021 yang lalu. Apa yang terjadi dengan kaki saya?

Pengobatan diabetes

Dokter meresepkan metphormin dan glibenclamide untuk dimakan selama 14 hari. "Habiskan, lalu nanti kontrol lagi." Saya divonis menderita diabetes tipe 2.

Terbayang oleh saya tentang berbagai komplikasi yang akan terjadi karena diabetes yang juga disebut sebagai 'the mother of diseases' ini. Saya akan makan obat setiap hari di sisa hidup saya. Kaki saya bisa diamputasi. Mata saya bisa buta. Ginjal saya bisa rusak. Saya bisa terkena 'stroke'. Saya bisa terkena penyakit jantung.

Saya terdiam dalam hening dan sunyinya malam. Saya menarik napas dalam-dalam. Mencoba mengerti kehendak Sang Khalik semesta alam. "Jangan biarkan api semangatmu padam."

Satu demi satu wajah-wajah ketiga anak kami melintas dalam benak saya. Wajah polos putri sulung saya. Wajah jenaka anak lelaki saya. Wajah ayu putri bungsu saya. Demi mereka semua, api semangatku harus terus menyala. Saya tidak mau menyerah!

Tapi bagaimana saya harus melawan penyakit diabetes ini? Apa yang harus saya lakukan agar kadar glukosa darah saya terkendali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun