Benahi dan sehatkan tanah sebagai dasar kehidupan. Gunakan pupuk organik baik cair atau padat (kompos) karena hanya ‘makanan itu’ yang berguna untuk tanah. Beri kesempatan cacing dan mikrobiologi untuk kembali hidup lalu dukung upayanya dengan memberi makanan alami dari alam sekitar.
Jaga dan rawat kondisi tanaman agar tumbuh sehat. Kendalikan hama, gulma, dan penyakit bukan dengan meniadakan salah satunya tapi beri keleluasaan alam yang mengatur ala struggle for life karena bagaimanapun alam jauh lebih bijak dari kebanyakan manusia!
Cara pandang dan teknik yang ramah lingkungan jauh lebih baik ketimbang hanya menghidupkan tradisi kearifan tradisional yang sering hanya content media sosial. Tak perlu sesembahan, karena Ibu Bumi butuh aksi nyata bukan diksi apalagi seremoni. Hadirkan kembali senyum ibu bumi, niscaya tradisi akan tumbuh dalam wujud keberlanjutannya!
Catatan
[1]John Hodges, Hewan dan nilai-nilai dalam masyarakat, Buletin Asosiasi Produksi Hewan Eropa, April 1999, terjemahan bebas dari http://www.lrrd.org/lrrd11/3/hod113.htm 8 September 2024:01:00 WIB
[2]Paganisme www.wikipedia.org 8 September 2024:01:37 WIB
[3]Ada banyak diskusi terkait farmer dan peasant dalam kajian antropologi maupun sosiologi dengan beragam perspektif para tokoh yang melatar belakanginya, tersebut antara lain Samuel L. Popkin, Robert Redfield, James C. Scott, E. Wolf, dan Moore. Mempertimbangkan keterbatasan ruang, kiranya ulasan Syahyuti, doktor sosiologi pertanian yang meresensi bukunya sendiri, Mau Ini Apa Itu yang mengulas 125 komparasi tentang berbagai konsep, teori, dan pendekatan terbaru dalam bidang pembangunan pertanian dan pedesaan yang sering digunakan sehari-hari di kampus, di kantor, namun sering membingungkan, bisa jadi acuan untuk menegaskan perbedaan peasant dan farmer. Secara mudah, peasant adalah gambaran dari petani yang subsisten sedangkan farmer adalah petani modern yang berusahatani dengan menerapkan teknologi modern serta memiliki jiwa bisnis yang sesuai dengan tuntutan agribisnis. Upaya merubah petani dari karakter peasant menjadi farmer itulah hakekat dari pembangunan atau modernisasi Selasa, 17 Juni 2014 (https://webblogsyahyuti.blogspot.com/ unduh 1 September 2024: 16.30 WIB
[4]Meskipun cuma tayang di platform kompasiana, namun ulasannya tentang cangkul menarik untuk jadi rujukan esai ini. Lihat https://www.kompasiana.com/bellaikasetyo/6550b607edff7665001aa9d2/menggali-jejak-cangkul-memahami-peran-dan-perubahan-dari-zaman-dulu-hingga-sekarang?page=2&page_images=1 (8 September 2024:02.00 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H