Anak adalah Inspirator Sejati
Anak adalah amanah, yang berhak mendapatkan limpahan kasih sayang, bimbingan, pendidikan, dan pengasuhan agar mereka survive di zamannya. Anak adalah teman, tempat orang tua belajar tentang solidaritas dan kebesaran hati. Anak adalah guru, tempat orang tua belajar tentang kesabaran dan keikhlasan. Anak adalah inspirator, penggugah semangat dan pendorong untuk terus belajar tentang kehidupan. Anak adalah ladang amal orang tua mendapatkan ridha Allah dengan membimbing mereak menjadi insan yang berakhlak mulia, bermanfaat bagi sesama dan alam semesta.
Oleh: Dian Kurniawati (Aorta)
Menyapa Perasaan Anak
"Hai nak...capek ya? Lagi jengkel ya, banyak tugas di sekolah? Malu ya, karena tadi terlambat? Kesel ya karena PR tertinggal? Sedih ya karena sahabatmu pindah?"
Komunikasi dengan menyapa perasaan dapat membuka perbincangan lebih lama dan mengorek apa yang sedang dipikir dan dirasakan anak. Di sinilah anak akan merasa diterima dengan apa pun yang terjadi. Ada anak merasa tidak berharga di rumahnya sendiri karena cara bicara orang tua sehari hari yang memerintah, meremehkan, menyalahkan, mencap/melabel, membandingkan, membohongi, mengancam, menghibur, mengkritik, menasihati, menyindir, dan menganalisa.
Mari ciptakan rumahku surgaku dengan merubah cara bicara kita sehari hari. Langkah pertama dengan menyapa perasaan anak agar anak merasa diterima dan dihargai.
Oleh: Noorlita PS (Aorta)
Menjadi Orangtua yang Sederhana
Sesederhana memberikan pelukan dan ciuman ketika anak-anak terbangun dari tidur di pagi hari sambil mengucapkan salam, "Selamat pagi, assalaamu'alaikum mas, mbak..".
Sesederhana duduk dan mendengarkan ketika anak-anak ingin bercerita sambil sesekali berkomentar, "Ouwww.. hebat ya...Lalu bagaimana?"