Suara itu terdengar sangat ramah. Dan sepertinya ia cukup mengenalnya dengan baik, saat terdengar tertawanya yang agak sedikit ditahan. Apakah... jangan-jangan itu... ah nggak usah menduga-duga dulu. Ikuti saja permainannya.
Joy merasa seperti orang gila yang berbicara sendiri. Namun, ia yakin betul ia memang sedang berbicara dengan orang lain. Atau benda lain, ataukah ada makhluk berkemampuan tinggi dan menguasai kecanggihan teknologi yang luar biasa. Entahlah, semua itu masih menjadi tanda tanya besar.
Satu hal yang jela, sepertinya artefak bergambar wajah titisan Ken Dedes itu menjadi kunci penting terkait dengan semua yang terjadi hampir lima jam terakhir dalam hidupnya.
Ia pun segera mengingat, bahkan mencatat apa saja yang dilakukannya dalam lima jam terakhir itu. Ataukah semua terhubung dengan tempat duduk kayu ayah? Ataukah karena ia memikirkan suatu peristiwa, kemudian memasuki era itu. Ataukah semuanya bekerja simultan dan punya pengaruhnya satu sama lain.
Bagaimana prosedur semua itu. Joy mencoba merasionalisasi semua kejadian itu. Ia yang memang agak tak percaya dengan kemampuan atau pengalaman alam ghaib, membuatnya berfikir dengan rasional. Pasti ada penjelasan saintifik nya. Entah apa itu. Ia pun terus berusaha mencermati semua jejak dan mengikuti gerik yang dilakukannya.
Apakah mungkin itu? Aha, Joy seperti mendapatkan pencerahan. Ia seperti mendapatkan sebuah jawaban. Dan untuk menguji kebenarannya, ia akan melakukan sejumlah eksperimen kecil dengan beberapa alternatif langkah dan tahapan.
Paling tidak itu bisa menjadi jawaban awal. Tak terasa, saat ia duduk di kursi kayu itu cukup lama. Hingga terdengar azan panggilan untuk menunaikan ibadah sholat ashar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H