Namun saat ini, Joy perlahan agak menjauh dari lokasi itu, ia berjalan mundur pelan-pelan sambil mencoba mengingat dan memperhatikan lingkungan sekitar rumah masa kecil nya itu. Ia melihat sekeliling, semua masih sama seperti dalam ingatannya.
Namun memang rumahnya dan lahan yang luas disana sudah berubah. Perubahan itu, memang mengejutkan, meskipun dirinya memang merencanakan itu semua. Tetapi itu semua, baru ada dalam bayangan keinginan dan sketsa di kertas yang dibuatnya di kamar tidurnya tadi malam.
Perlahan, ia pun berjalan kembali memasuki rumahnya dan duduk di kursi kayu yang biasa ditempati oleh ayahnya ketika masih sehat. Di sana, ia pun duduk menenangkan diri sambil menatap ke arah taman bunga impiannya.
Tangannya kembali meraih tombol saluran radio di sebelah kirinya, kemudian menari saluran musik gending Jawa. Entah mengapa ia merasa ingin mendengar langgam Jawa klasik. Mungkin, karena ingin menenangkan hati dan pikirannya yang agak kalut dan tertekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H