Ada batu cincin, yang katanya black safir, tapi tidak tahu apa itu asli atau tidak. Namun, saat Joy punya uang, ia membuatkan cincin untuk pengikat batu itu dari bahan suasa. Bahan ini, merupakan logam campuran emas plus tembaga, namun warnya juga kuning seperti emas. Satu lagi, pisau pramuka kecil yang dimilikinya pertama kali. Pisau itu, sejak SD sampai SMA menemaninya dalam setiap kegiatan pramuka. Pernah hilang, namun ditemukan kembali. Di bagian pegangan pisau itu, digurat namanya. Jadi meski hilang atau tertukar, akan segera tahu mana pisau miliknya. Wah ini, ada satu lagi benda yang terbungkus kaos warna putih. Ia sudah lama melupakan benda ini. Namun sang ayah yang memaksakan agar ia serius belajar, justru kemudina mnjigar tidak lai
Joy kaget dan segera menduga-duga, apakah bisikan yang sering ia dengar ada kaitannya dengan benda kecil yang ada dalam bungkusan kaos oblong warna putih itu.
Kaos oblong itu, warna putihnya yang sudah menguning. Benda itu ditemukan di bawah rak atau kotak mainan semasa kecil. Ia pun langsung ingat dengan apa isi bungkusan itu. Sebuah pecahan batu yang ia temukan saat bermain di kebon samping rumahnya. Saat itu, ia berharap menemukan bongkahan emas yang bisa dijualnya untuk membeli berbagai macam mainan moderen seperti milik teman-temannya di sekolah.
Ketika dibuka lagi bungkusan itu, Joy pun agak kaget karena setelah ia cermati, pecahan batu itu seperti memiliki alur yang membentuk anak kunci. Dulu sewaktu kecil, ia sama sekali belum mengenal bentuk. Ketika itu, hanya berfikir sebagai benda unik, yang kalau disimpan lama bisa menjadi benda antik. Ia juga ingat, dulu ia seperti melihat wajah sebuah patung yang pernah dilihatnya di Candi Singhasari, yang memang pernah dikunjunginya sewaktu berjalan-jalan dengan sekolah mengunjungi candi itu. Itu sebabnya, ia menyimpan benda temuannya itu.
Kini, Joy yang juga pernah belajar arkeologi itu, melihat benda itu dengan kaca mata keilmuan yang mungkin sudah lama dilupakannya. Benda itu memang harus dibersihkan lebih dahulu, agar bisa diketahui bentuk aslinya dengan lebih jelas. Joy pun langsung melupakan yang lain, kini perhatiannya tertuju pada benda itu yang langsung diletakkan di atas meja belajarnya, dan ia pun menyalakan lampu belajar yang lebih terang.
Sekilas wajah yang tampak pada lempengan batu yang ditemukannya adalah Arca Prajnaparamita Candi Singhasari. Dalam filosofi Jawa Kuno, ada konsep pendharmaan. Konsep ini kemudian diwujudkan dalam bentuk perjalanan akhir dari raja ke dalam arca sesuai dengan dewa-dewi yang menitis dalam tubuhnya. Dalam upacara Sraddha, pada penghujung pupuh 67 disebutkan, Gayatri akhirnya menyatu dengan Prajnaparamita dan didarmakan dalam Kamal Pandak. Dari bagian inilah, kemudian banyak ahli menghubungkannya dengan arca fenomenal arca Prajnaparamita yang ada di Candi Singosari. Arca itu selama ini dikenal sebagai arca Ken Dedes, sebagai arca Rajapatni.
Selain menyebutkan tempat pendharmaan Rajapatni, Â di dalam Negarakertagama juga ditunjukkan sejumlah tempat pendharmaan raja-raja Majapahit dan keluarganya. Seperti Kertanegara yang didharmakan dalam Candi Jawi, Penguasa Wengker. Wijayarajasa, didharmakan di Candi Surawarna, Penguasa Matahun. Raja Watsari didharmakan di Candi Tegowangi. Dalam konsep pendharmaan ini, mencoba menyelaraskan antara Dewa di jagat raya dengan raja di kerajaan yang dipraktekkan di Jawa. Pada penetapannya dilakukan dalam upacara Sraddha. Upacara ini banyak dijalankan dikalangan bangsawan Majapahit.
Tak terasa, upaya membersihkan lempengan itu sangat menyita perhatian dan waktu Joy. Terdengar azan ashar, memanggil seluruh ummat manusia untuk berhenti sejenak menjalankan sholat. Joy pun segera meletakkan lempengan batu itu, yang sudah lebih bersih, dan semakin terlihat wajah arca Prajnaparamita. Ia berjalan menuju kamar mandi, mengambil air wudhu kemudian sholat ashar.
Sekitar lima belas menit kemudian, Joy merasakan kantuk dan lelah. Ia pun merebahkan badannya di ranjang yang ada di belakang kursi meja belajarnya. Tak berapa lama, seluruh inderanya mulai melemah. Matanya sudah tertutup, namun pendengarannya masih bisa mendengar lamat-lamat suara yang ada di sekitarnya. Lamat-lamat suara sepeda motor yang melintas di depan rumahnya. Disaat semakin kesadaran menghilang dan lelap, ia kembali mendengar bisikan "terimakasih Joy, bersihkan lagi, dan pelajari baik-baik, karena akan ada banyak kebaikan."
Bisikan itu berulang sampai tiga kali yang membuat kesadaran Joy semakin awas. Ia tak jadi tertidur pulas. Namun, tak lama kemudian Joy mendengar azan magrib di kumandangkan. Wah rupanya, ia memang tertidur selepas sholat ashar hingga azan magrib. Padahal ia merasa baru mau tertidur pulas. Ia merasa baru beberapa menit merebahkan badanya di ranjang yang selalu menemaninya setiap malam hingga menamatkan pendidikan sekolah menengah atas.
Ia pun bangkit dari tidur, kemudian mandi dengan shower air hangat, dan perutnya sudah meminta jatah untuk diisi. Ia pun ingat kalau sejak sarapan tadi, memang belum sempat makan, karena keasyikannya membongkar-bongkar harta karunnya. Â Selesai mandi, ia langsung sholat magrib. Sepuluh menit kemudian, ia sudah asyik di dapur menyiapkan makan malam yang rendah karbohidrat. Ia hanya ingin memanggang sepotong ikan, dan diberi bumbu dabu, sedikit kecap asin. Bersamaan dengan memanggang ikan, ia pun meletakkan sebutir kentang ukuran sedang. Segelas kopi disiapkan, untuk menemaninya makan malam.