Sayang, kerajaan besar Medang itu akhirnya harus terbagi dua. Pada akhir November 1042, atas saran penasehat kerajaan Mpu Bharada, Airlangga yang menjadi raja saat itu, terpaksa membagi wilayah kerajaannya menjadi dua. Pasalnya, dua putra penerus tahta kerajaan sama-sama ingin berkuasa. Dengan berat hati, Airlangga pun membagi kerajaanya menjadi dua.
Bagian barat yaitu wilayah Panjalu/Kadiri beribukota di kota baru Daha diberikan kepada putranya yang bernama Sri Samarawijaya. Sementara wilayah bagian timur, yaitu wilayah Janggala dengan lokasi ibukota di kota lama Kahuripan, diberikan kepada putranya yang bernama Mapanji Garasakan. Sejarah telah memperlihatkan, kedua kerajaan ini memang tidak pernah akrab, meskipun keduanya berasal dari dinasti yang sama, Isyana.
Ups, meski sangat tertarik dengan tema sejarah ini, namun pikiran Joy tak lepas dari Sri Isyana Kusumawardhani. Inilah yang membuatnya berharap bel tanda istirahat segera dibunyikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H