Pada November lalu, NU pun meluncurkan film Rahmat Islam Nusantara (The Divine Grace of Islam Nusantara), sebagai pembelaan kepada dunia tentang Islam Nusantara yang moderat. Film yang berdurasi 90 menit tersebut, mengajak agar umat Islam tidak berpandangan kaku pada teks kitab suci, tapi perlu melihat sisi kemanusiannya Islam. Film ini juga mengajak agar umat Islam Indonesia dan dunia, untuk mengikuti jejak wali songo yang telah menyebarkan
Islam di pulau Jawa dengan cara damai. Dengan cara inilah, Islam bisa berasimilasi dengan budaya lokal.
Sementara Muhammadiyah.or.id menuliskan, Islam berkemajuan itu dilandasi nalar. Islam akan maju dan berpengaruh jika Islam hadir mewarnai peradaban. Secara konseptual, KH Mas Mansur mengatakan, untuk mencapai Islam yang berkemajuan, umat Islam harus maju dalam semua bidang.
Pandangan seperti ini, tentu amat berbeda dengan kekhawatiran kelompok Islamphobia dan tingkah laku Islam garis keras. Bagi kalangan Nahdliyin dan warga persyarikatan Muhamamdiyah, tentu mereka gundah dan sedih ketika dalam setiap aksi teror yang terjadi, maka yang sering dipersalahkan adalah keislaman para pelaku yang sebetulnya amat tidak Islami.
Tentu ini pekerjaan rumah yang tidak mudah, namun insya Allah akan bisa diselesaikan.
Imam Prihadiyoko -Â unpublish feature
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H