Jess, tataplah mataku sedalam hatimu
Ribuan jam aku habiskan, gerilya mengaduk belantara dan goa-goa yang siap mematok mangsa?
gerahnya askarku yang rindu kampong ibunya yang lama terkurung?
Dengarkan raungan jiwa mereka yang sudah kalap untuk merdeka, Jess
Kau ini lelaki bukan wanita seperti Tjut Meutia atau Martha Christina atau Nyi Ageng Serang, Jess!
Mengapa kau … ?
“Stop, diam kataku,” sentaknya bangkit dengan tapak tangan terentang
Tatapan matanya tajam seperti elang
Wajahnya merah padam seperti matahari
Bumi seperti bergeletar ikut bersaksi
Angin pun seolah berhenti
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!