Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Paham Radikalisme dan Aksi Kekerasan

4 Agustus 2016   07:22 Diperbarui: 4 Agustus 2016   07:45 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua ini akan memberikan dampak langsung yang terkesan ada keresahan, kecemasan, ketakutan, ketidakpercayaan, dan ketidakberdayaan diri. Semua itu akan tercermin pada sifat yang tumbuh dari pola pikir, sikap sebagai pantulan kebiasaan, dan perilaku masyarakat yang menjurus pada karakter hingga dapat membentuk pola hidup optimisme dan sebaliknya menjadi psimisme yang mudah marah, mudah tersulut provokasi dengan berbagai risiko-risikonya. Pencerahan dari pemuka agama dan tokoh agama menempati fungsi yang dominan.

Karenanya pembekalan terhadap mereka yang mempunyai ketajaman kecerdasan dan wawasan lintas batas yang mumpuni, yang diikuti dengan kebeningan nurani -- rasa – emosi – intuisi, kecerdasan komunal sangat bermakna dalam menghadapi kondisi semacam ini. Mochtar Lubis dalam suatu kesempatan pernah mengatakan, “sebagian cendekiawan Indonesia dengan kuat mempertahankan sikap mereka, bahwa nilai-nilai dalam budaya lama Indonesia masih cukup kuat untuk dapat menjadi kekuatan memajukan bangsa.”

Namun, bagaimana pun juga, beradaptasi dengan perubahan harus menjadi pusat setiap jenis pembelajaran. Karena dalam konteks ekonomi sumber daya tidak lagi muncul dari dalam tanah, melainkan ide dan informasi yang muncul dari pikiran. Tidak ada Negara yang miskin, yang ada hanyalah Negara-negara yang lalai. Pemahaman seperti ini harus dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat kita, sehingga tidak terjadi salah persepsi dan orientasi yang terus berkelanjutan.

Kelima, FKUB hendaknya dapat memastikan berhasil memperkokoh gerakan pola pikir individu dalam membentuk watak bangsa secara bottom up yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, masyarakat, yang kemudian dapat membentuk watak suatu bangsa. Adapun pola yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: 1). Pikiran yang disiplin; 2). Pikiran yang dapat menyerap berbagai sumber informasi dari beragam sumber; 3). Pikiran yang mencoba membentangkan pertanyaan tak terduga; 4). Pola pikir yang dapat menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita; 5). Dan pola pikir etis.

Konsep dasar pola  pikir barusan terkait erat dengan nilai-nilai kearifan hidup. Dalam makna kearifan tentu terdapat kecerdasan majemuk yang berupa sikap dan perilaku yang dapat menatap secerah-cerahnya pada horizon masa depan yang menjadi tujuan akhir. Komponen-komponen linier yang ada  dalam ranah manajerial organisasi secara structural dan fungsional terbangun secara tepat guna, berhasil guna, dan rapi. Tinggal selanjutnya arah untuk menguatan potensi dan memperkokoh pemberdayaan yang tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi memerlukan komitmen, integritas yang tinggi dalam menetapkan pernyataan misi yang lazim disebut niat yang dengan sengaja dapat mencapai kekokohan karakter atas kesadaran diri sendiri.

Dalam hal inilah FKUB mempunyai peluang besar untuk dapat masuk dalam konteks strategic collaboration sehingga semua komponen anak bangsa ini dapat total action dalam membentuk karakter bangsa yang purna. Bangsa dengan jatidiri yang purna dapat diprediksi mempunyai kedewasaan majemuk yang tidak mudah terperosok pada paham radikalisme dan aksi kekerasan itu.

Proposisi-proposisi yang Diajukan

Paparan tersebut membahas tiga hal yaitu: 1). Konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung;  2). Implementasi konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung. 3). Model konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung.

Ketiga fenomena tersebut menjadi basis penyusunan proposisi makalah ini yaitu: 1). Bagaimana konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung? Bagaimana implementasi konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung? Dan bagaimana model konsep mengatasi paham radikalisme dan aksi kekerasan di Kabupaten Badung?

Atas acuan uraian dari topik pembahasan makalah ini, maka disusun proposisi-proposisi sebagai berikut ini:

Proposisi I:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun