Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

NU Kembali Kepada Tradisi Musyawarah, AHWA Paling Dekat dengan Pancasila

29 Juli 2015   22:13 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima: Dengan pemilihan melalui AHWA untuk Rais Am akan menghindari kompetisi antar Kiai yang tidak sehat. Sistem AHWA adalah niat luhur warga NU khususnya para Kiai bahwa musawarah untuk mencapai mufakat adalah usaha yang paling demokratis yang telah disepakati PBNU melalui Munas alim ulama yang digelar beberapa waktu lalu. Ahlul halli wal Aqdi, menitik beratkan kepada musyawarah untuk mufakat oleh “Kiai Berpengaruh” untuk memilih Rais Am .

Musyawarah oleh Ahlul Halli Wal Aqdi dalam sejarah berdirinya NU, selama 32 tahun sejak Indonesia merdeka pernah digunakan sebanyak dua kali yakni pada tahun 1926 dan tahun 1952. Jadi setelah 32 tahun lamanya sitem ini dipakai lagi pada Muktamar di Situbondo Jawa Timur . Dan berhasil memilih Achmad Shiddiq sebagai Rais Am dan kemudian Gus Dur ditunjuk oleh KH Achmad Shissiq sebagai Ketua Umum PBNU.

Setelah Sistem Pemungutan suara telah berlalu kini Muktamar ke 33 menyambut sistem yang sejati buatan para Kiai Khos yaitu kembali ke aslinya , Rais Am kembali dipilih secara musyawarah. Namun demikian untuk Muktamar di Jombang Rais Am tidak memunjuk Ketua Umum PBNU, Pemimpin tertinggi Tanfidziyah tetap ditentukan oleh peserta muktamar oleh para Muktamirin. Selamat Bermuktamar yang ke 33 mudah-mudahan NU Kembali Kepada Tradisi Musyawarah, agar AHWA sangat Dekat Dengan Pancasila

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun