Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beras Plastik Buatan PDIP, KMP atau Mafia Beras?

25 Mei 2015   07:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 2708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14325136721455206116

Beras Plastik Sekenario menjatuhkan

Kini datang lagi gelombang isu terbaru “Beras Plastik” yang datang memukul Jokowi-JK, kaitannya dengan program unggulan pemerintah.Program unggulan ini bertujuan pengentasan kemiskinan melalui usaha swasembada pangan terutama kesiapan pemerintah dalam stok beras.

Sehingga jelas datangnya isu tersebut bertujuan untuk menghancurkan program pemerintah dalam ketahanan pangan. Datangnya pasti dari pihak-pihak yang berkepentingan untuk kejatuhan pemerintah, penyebabnya bisa bermacam-macam , bisa karena perebutan kekuasaan politik, atau faktor lainnya, misalnya dendam, dsb.

Jadi siapa saja pihak-pihak berkepentingan untukkejatuhan Jokowi?

Antara lain pertama, datang dari para mafia beras dan koruptor, bisa juga datang dari segala bentuk mafia ekonomi yang berasal dari bangsa kita sendiri maupun berasal dari Asing, yang bertujuan untuk menghancurkan perekonomian Indonesia. Selanjutnya, akan memudahkan para mafia beras dan para koruptor memegang kendali ekonomi Indonesia untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Kemungkinan kedua, isu beras plastik kemungkinannya sengaja dihembuskan oleh para politikus yang berseberangan dengan Jokowi, misalnya dari KMP. Walaupun kemungkinannya sangat kecil, akan tetapi dari pihak Jokowi-JK harus tetap mewaspadai. Oleh sebab itu penyelidikan harus terus dilakukan oleh Polri.

Kemungkinan ketiga, bisa saja isu beras plastik datang dari orang-orang yang selama ini merasa dendam turunan dengan Jokowi misalnya dari Internal PDIP seperti Effendi Simbolon dan konco-konconya. Kebanyakan mereka karena tidak kebagian kursi kekuasaan di pemerintahan, sehingga timbul rasa dendam yang berkepanjangan. manusia jika sudah terkena penyakit dendam seperti halnya kader PDIP tersebut, jalan pikirannya selalu kusut, tidak lain hanya terisisi kebencian.

Langkah-langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya beras plastik, yaitu

Pertama: dilakukan pemeriksaan rutin bisa dengan cara acak, terhadap distribusi beras baik dari gudang petani, maupun yang berasal dari gudang para pedagang beras. Koordinasi antara Bulog dengan Polri dalam pengawasan distribusi beras ke masyarakat, lebih intensif, dan jangan lupa menggiatkan pengawasan oleh petugas pemerintah daerah masing-masing dengan petugas pasar-pasar tradional dan modern diseluruh indonesia.

Berikutnya adalah: stabilitas beras bulog harus dijamin normal minimal dalam setiap enam bulan kedepan. Pemerintah harus tetap konsisten membangun jaringan irigasi baru dan perbaikan yang mengalami kerusakan, serta pembukaan lahan-lahan pertanian baru agar kedepan program swasembada beras dapat tercapai, bukan sekedar retorika.

Dalam perjalanan tujuh bulan pertama kepemerintahannya, Jokowi-JK dapat mengantisipasi dengan bijak. Berbagai isu dapat diantisipasi sehingga tidak sampai menimbulkan kisruh yang berbuntut terhadap gangguan serius jalannya pemerintahan. Termasuk isu yang terbaru peredaran beras plastik di pasaran, namun segera dapat diredam dengan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun