Sebelum dituang ke dalam palungan, air laut terlebih dahulu disaring menggunakan alat yang disebut dengan "tinjungan". Tinjungan adalah sebuah wadah berbentuk kerucut terbalik yang diisi dengan tanah dan pasir dari daerah Amed, kemudian air laut dari garis pantai Amed dimasukkan ke dalam tinjungan untuk disaring, biasanya memakan waktu 1 malam. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada sore hari, hingga pada esok paginya air laut hasil saringan dari tinjungan akan diambil dan dituangkan ke dalam palungan untuk dijemur sampai menghasilkan kristal garam, lebih tepatnya Bunga Garam (fleur de selatau flower of salt) dan butiran garam biasa.
Oke, jadi gini.. Di Amed, petani garam menerapkan 2 cara produksi, yaitu pengkristalan air laut dengan menggunakan kain terpal, dan satunya lagi adalah cara tradisional dengan palungan. Saya sudah mencoba kedua rasa garam ini, hasilnya:
- Garam dari kain terpal: Asin dengan after tastepahit (bitter)
- Garam dari palungan: Asin dengan after tasteasin gurih seperti sensasi bumbu dapu
Tentu saja, hasil tersebut sangat subyektif. Tapi menurut MPIG Garam Amed, sebelum saya datang, sudah ada seorang ahli garam dari Perancis, Charles Perraud (LinkedIn beliau: click here), yang lebih dulu melakukan uji cita rasa dengan metode blind test.Beliau membawa beberapa sampel garam dari berbagai daerah, dan hasilnya menunjukkan bahwa memang garam dari Amed memiliki rasa asin yang gurih. Sama seperti yang saya rasakan. :)
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kembali lagi ke konsep Indikasi Geografis. Analogi sederhana, sama bikin soto ayam, tapi jika yang memasak orang berbeda, tentu rasanya akan berbeda, meskipun dengan bahan dan bumbu yang sama.
Itu baru masakan, yang bahan dan bumbunya bisa didapat di mana saja. Tapi bagaimana dengan "bahan dan bumbu" untuk "memasak" Garam Amed. Apa mau membawa pasir, tanah, dan air laut dari Pesisir Amed ke daerah lain untuk "dimasak" menjadi garam dengan cara yang sama dengan petani garam di Amed?
Tentu saja tidak.
Kata "geografis" dalam Indikasi Geografis dimaknai sebagai faktor alam, faktor manusia, dan/atau kombinasi keduanya. Ya, betul. Perbedaan faktor alam dan/atau faktor manusia dari masing-masing daerah inilah yang menyebabkan perbedaan ciri dan kualitas barang dari setiap daerah.