Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Autisme atau ADHD, Memperbaiki Kegagalan Komunikasi

9 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:45 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, individu dengan autisme lebih cenderung memiliki pola pikir yang sangat terfokus pada minat tertentu, tetapi mungkin mengalami kesulitan memahami konteks sosial atau emosional.

2. Interaksi Sosial

ADHD dapat menyebabkan seseorang tampak tidak sabar atau mengganggu, tetapi motivasi sosial mereka tetap ada.

Pada autisme, tantangan sosial sering kali lebih mendalam, melibatkan kesulitan dalam membaca bahasa tubuh, memahami ekspresi wajah, atau membangun hubungan emosional.

3. Persepsi Sensori

Individu dengan autisme sering mengalami sensitivitas tinggi terhadap rangsangan sensori seperti suara keras atau cahaya terang.

Sementara itu, pada ADHD, sensitivitas terhadap rangsangan lebih sering terkait dengan ketidakmampuan menjaga perhatian daripada respons sensori murni.

Apa yang Harus Dilakukan?

Kesalahan dalam diagnosis dapat berdampak besar pada individu yang terkena dampak. Anak-anak dengan ADHD yang salah didiagnosis autisme, misalnya, mungkin tidak mendapatkan intervensi yang tepat untuk membantu mereka mengelola impulsivitas dan perhatian mereka. 

Sebaliknya, anak-anak dengan autisme yang hanya dilabeli ADHD mungkin kehilangan dukungan untuk membangun keterampilan komunikasi dan interaksi sosial mereka.

Penelitian terbaru menyarankan pendekatan diagnostik yang lebih holistik, yang tidak hanya bergantung pada checklist gejala tetapi juga mempertimbangkan konteks perilaku dan riwayat perkembangan individu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun