Mohon tunggu...
Imam AkbarSB
Imam AkbarSB Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Urip iku Urup ( Hidup itu menghidupi ).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konspirasi Virus Corona terhadap Sesat Pikir Masyarakat

20 Januari 2021   15:29 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:48 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

KONSPIRASI VIRUS CORONA TERHADAP SESAT PIKIR MASYARAKAT


"Sebenarnya musuh terbesar kita sekarang saat ini siapa dalam pandemi, Virus Corona, bukan virus itu sendiri melainkan rasa cemas, takut ,dan berita-berita hoaks serta rumor" -Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia"

Corona virus atau yang disebut saat ini adala Covid-19 saat ini menjadi perbincangan dunia. Berawalan munculnya virus ini di kota Wuhan, China yang saat sudah menginfeksi 20 juta lebih manusia di dunia. Fenomena yang dapat  mematikan banyak sektor suatu negara, bukan perang bersenjata fisik maupun perang dingin, tapi perang melawan mikroorganisme, sehingga memaksa manusia untuk melakukan hidup yang lebih sehat. Di Indonesia sendiri sudah lebih 1 ribu penduduk masyarakat yang terinfeksi Covid-19.

Jumlah yang sangat tinggi untuk pasien di sebuah negara maupun rumah sakit. Berhari-hari bertambahnya angka ini menyebabkan berbagai kalangan mulai ketakutan dan cemas. Masyarakat merasa tidak diberi kepastian akan banyak hal, seperti pandemi yang tidak kunjung selesai, tetapi justru meningkat kasus korban terus tiap harinya. Hal ini mengakibatkan mereka mulai kehilangan pekerjaan dan memicu munculnya kasus kematian baru yang disebut kelaparan.
Berdasarkan sebuah penelitian, jumlah yang mengalami kelaparan tingkat krisis mencapai 270 juta pada 2020 sebagai akibat dari pandemi virus corona (CNN Indonesia, 2020). Data ini mengalami peningkatan yang sangat luar biasa dari tahun sebelumnya. Selain data-data itu terdapat sebagai kelompok yang membuat argumen-argumennya dan menarik kesimpulan lalu menganggap pandemi virus corona ini adalah sebuah konspirasi.

Konspirasi adalah sebuah rencana terselubung dan dijalankan oleh segelintir orang. Kamus Cambridge mengartikan konspirasi sebagai "aktivitas bersama orang lain untuk secara rahasia merencanakan sesuatu yang buruk atau ilegal". Konspirasi bisa dilakukan siapa saja. Bukan hanya elite negara, siapapun bisa berkonspirasi, misalnya untuk menggulingkan kekuasaan, mengubah kehidupan masyarakat, atau mengarahkan pemerintahan sesuai cita-cita yang dituju kelompok yang bersangkutan. Upaya untuk menerangkan konspirasi itu disebut teori konspirasi. Teori konspirasi biasanya berkembang dalam situasi sosial dan politik yang serba tidak pasti, dari perang, krisis politik, krisis ekonomi, bencana alam, atau pandemi. Tak heran jika teori konspirasi muncul di masa penyebaran COVID-19.

Science (2017) menunjukkan bahwa teori konspirasi biasanya berusaha mengungkap tindakan-tindakan yang disembunyikan dari publik. Elemen cerita dalam teori konspirasi juga bertumpu pada aktor tunggal yang umumnya digambarkan selalu berhasil mencapai tujuan-tujuannya. Dan penggemar teori konspirasi ini sering menempatkan dirinya sebagai korban. Jika narasinya dibantah, mereka akan menuding ada persekongkolan sistematis. Jika mereka melanggar hukum dan ditahan, mereka akan mengklaim telah dikriminalisasi. Jika ada kesalahan gawai yang digunakan, mereka menuding ada sabotase dan penyadapan. Muncul pula klaim bahwa dengan menyebarkan teori tersebut, mereka sedang melawan kekuatan lebih besar sehingga wajar punya banyak musuh. Bagi penggemar teori konspirasi, mereka yang berusaha menolak teori konspirasi adalah bagian dari konspirator itu sendiri atau, sebaliknya, korban propaganda para konspirator.

Teori konspirasi paling anyar di Indonesia adalah soal penyebaran virus SARS-Cov-2 atau COVID-19 atau virus Corona. Sebelumnya banyak konspirasi beredar, misalnya yang menyatakan bahwa tidak ada kekerasan pada etnis Tionghoa di peristiwa Mei 1998 atau penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan yang dianggap sebagai rekayasa. Tiga orang yang belakangan mencuat karena teori konspirasi COVID-19 di Indonesia adalah Young Lex, Deddy Corbuzier, dan Jerinx, penabuh drum Superman is Dead (SID).

Deddy mengunggah satu video perbincangan dengan Young Lex dalam video berjudul Corona Hanya Sebuah Kebohongan Konspirasi !? (Tonton sebelum video ini ter take down) pada tanggal 20 April 2020. Judul yang berlebihan itu dilengkapi dengan thumbnail wajah Deddy memakai masker dan tulisan Covid-19 100% Konspiras1 !? Kita Di Bodohi!?" Video tersebut diunggah di kategori hiburan (entertainment). Tak seperti harapan Deddy, sampai sekarang video itu masih bertengger di Youtube dan 7.687.406 kali ditonton. Diakses pada Selasa (28/4/2020) pukul 23.53, video Deddy bahkan menempati urutan 12 video paling populer yang diakses di Indonesia.

Jadi masyarakat yang menonton harus bisa memilah sumber informasi dan bukti bukti, seperti Dedy menyebut penonton dengan sebutan smart people. Jadi masyarakat harus cerdas jangan menerima secara instan, seperti Dedy meng-upload videonya Dedy mengategorikan sebagi hiburan jadi jangan seakan-akan kita menganggap benar semua isi videonya. Lanjut Dalam perbincangannya, Deddy menyatakan bahwa media melebih-lebihkan bahaya penyebaran virus Corona. Deddy tidak menampik virus Corona memang ada dan berbahaya. Tapi, menurutnya,  pemberitaan di media bukan mengarah pada kewaspadaan, melainkan ketakutan.

Young Lex, yang kata Deddy menggemari teori konspirasi, menganggap ketakutan itu punya tujuan besar: membuat masyarakat tunduk. Pada siapa? Pada mereka yang dua orang penghibur ini pun tak tahu siapa. Namun PSBB dan Corona, bagi dua orang ini, adalah satu cara efektif agar orang menaruh harapan pada sang konspirator sebagai sosok penolong kala pandemi melanda. Setelah Deddy dan Young Lex, terbitlah Jerinx yang memahami wabah Corona sebagai buatan elite. Jerinx mengatakan, "Permainan menaikkan angka korban guna memuluskan agenda elit global ini sudah terjadi sejak wabah diumumkan kacung Bill Gates bernama WHO".

Anehnya, Jerinx juga mendukung gerakan PSBB, pakai masker, dan cuci tangan--tiga cara yang dipromosikan oleh World Health Organization (WHO) untuk menghindari tertular Corona. Dalam pernyataan yang lain, Jerinx mengajak orang ramai-ramai tidak mempercayai WHO. Persamaan ketiganya? Asumsi mereka tidak mempunyai dasar yang kuat dan bisa dipercaya.

Persamaan lain, ketiganya malah melontarkan pertanyaan-pertanyaan ngalor-ngidul (ke utara dan keselatan) untuk sampai pada kesimpulan. Deddy dan Young Lex, misalnya, bertanya-tanya apakah data korban Corona ditambah atau justru dikurang-kurangi oleh pihak berwenang. Kemudian Deddy juga menanyakan mengapa orang meninggal karena kanker tidak diberitakan besar-besaran. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya ada. Misalnya soal kanker, yang tentu saja berbeda dengan virus. Kanker tidak menular cepat lewat sentuhan dan bisa dihindari dengan berbagai cara.

Pertanyaan lain soal kebenaran jumlah korban yang tidak bisa dijawab juga tak serta-merta membuktikan keberadaan apa yang mereka duga sebagai konspirasi. Jerinx juga memakai pola yang sama. Dia melontarkan pertanyaan retoris seperti: "Logika? Pertahun, jutaan manusia meninggal akibat kelaparan di seluruh dunia. Itu fakta. Kenapa ia tidak menjadi pandemi"? Karena kelaparan tidak membunuh orang kaya!"
Perbandingan itu jelas keliru. Kelaparan merupakan masalah sosial dan seringkali berhubungan dengan ketimpangan ekonomi. Berbagai macam kasus kelaparan di dunia ini juga disebabkan oleh konflik bersenjata atau embargo ekonomi. Namun, kelaparan bukan penyakit yang menular, meskipun jutaan orang bisa tewas karenanya. Kelaparan memang masalah besar, namun bukannya tanpa solusi. Pemecahannya berpangkal pada rumus sederhana: merumuskan kebijakan yang membuat orang bisa makan dan memastikan kebijakan tersebut dilaksanakan dengan benar.

Di sisi lain, watak dan mutasi virus CORONA hingga hari ini belum sepenuhnya bisa dipetakan. Penularannya masih. Alhasil, selama vaksin belum ditemukan, solusi untuk pandemi Corona, misalnya dengan pembatasan sosial atau pemakaian masker secara umum masih berorientasi pencegahan.  Pertanyaan lain Jerinx: "Lalu kenapa CEO Google & lusinan CEO korporat raksasa kompak mengundurkan diri jauh-jauh hari sebelum wabah diumumkan?"  Alih-alih merinci lusinan perusahaan lain tersebut, pernyataan Jerinx menyiratkan para bos perusahaan ini mengetahui soal Corona jauh sebelum pandemi. Jika yang dimaksud Jerinx sebagai CEO Google adalah Sundar Pichai, faktanya Pichai belum mengundurkan diri. Yang mengundurkan diri dari Google adalah Larry Page dan Sergey Brin. Itu pun pada awal Desember 2019, tidak terlalu "jauh" dari penyebaran Corona seperti asumsi Jerinx.

Ada juga dugaan penyebab lain mundurnya kedua orang tersebut dari Google. Pertama kasus dugaan pelecehan seksual di tempat kerja oleh Brin pada 2014. Pada 2018, Page dipanggil untuk menghadapi pemeriksaan terkait pengaruh luar negeri dalam pemilu AS 2016. Sebelum mereka mengundurkan diri Google juga memecat beberapa karyawannya yang menyalahi aturan privasi data. Pada tahun yang sama, ribuan karyawan Google mengundurkan diri sebagai aksi protes buruknya penyelesaian perusahaan pada masalah pelecehan seksual. Namun kedua orang ini juga masih duduk di dewan direksi Google atau Alphabet.inc.

Mereka yang termakan omongan Deddy, Young Lex, Jerinx suatu saat mungkin akan menjadi bahan tertawaan persis Young Lex mengelabui publik bahwa dirinya dipukuli para penggemar K-pop. Jerinx mengandalkan referensi yang berbeda dengan Deddy dan Young Lex. Teori konspirasi yang ia bicarakan merujuk tayangan Out of Shadows yang diunggah di Youtube pada 13 April 2020. Tayangan ini menyuguhkan teori konspirasi pada beberapa peristiwa yang berbeda. mungkin hanya itu saja yang penting dalam video perbincangan Deddy-Young Lex adalah bahwa masyarakat dan pemerintah tidak tahu sampai kapan pandemi Corona akan melanda Indonesia. Tidak tahu kapan vaksin benar-benar bisa diproduksi, atau kapan kekebalan kelompok (herd immunity) terbentuk, atau malah Corona berhenti menyebar karena PSBB di satu waktu mendatang. Tidak ada yang benar-benar bisa memastikan.

Orang-orang seperti Young Lex, Deddy, dan Jerinx adalah pesohor yang digemari banyak orang. Akun media sosial mereka di Instagram diikuti oleh ratusan ribu pengguna.  Dan saat ini sudah hadirnya vaksin sinovac ke Indonesia, gara-gara konspirasi  tiga orang pesohor itu masyarakat jadi takut vaksin dan itu menyebabkan lamanya virus corona. Sehingga presiden Jokowi turun tangan untuk menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin tersebut, untuk masyarakat agar ditidak takut divaksin. Nichols menulis: "Teori konspirasi sangat menarik bagi orang yang kesulitan memahami dunia yang rumit dan tidak memiliki kesabaran untuk penjelasan yang kurang dramatis".

Soal para penggemar teori konspirasi, ia menambahkan: "ada orang-orang yang akan memilih meyakini omong kosong yang njelimet(berputar putar) dari pada menerima bahwa situasi yang mereka hadapi memang tidak bisa dipahami". Jadi masyarakat harus bisa memilih mana yang baik dan buruk, harus dapat memilah sumber informasi - informasi yang relevan.

Contoh dalam tontonan YouTube Dedy Masyarakat harus tahu mana informasi yang dapat diambil hikmahnya, bukan hanya sekedar langsung mempercayainya meskipun yang beragumen seorang artis atau seorang yang populer. Maka dari itu pentingnya literasi - literasi yang baik, karena negara kita ini masih banyak masyarakat yang buruk literasi nya. Agar masyarakat tidak terjerumus pada sesat pikir.
Masyarakat perlu belajar ilmu logika agar bisa berpikir dengan akal sehatnya, Ilmu logika adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar atau metode-metode berpikir dengan benar, kata logika sudah ada semenjak filosof Yunani Kuno Socrates dan Plato dan masa Aristoteles dicetuskan sebagai suatu ilmu yang tertuang dalam karya Aristoteles Organon yang terdiri dari: Categorie (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae (mengenai keputusan-keputuasan), Analiticia Priora (tentang silogisme), Analiticia Posteriora (mengenai pembuktian), Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir). (Mundiri, Logika, 2014).

Agar masyarakat terhindar dari sesat pikir, Jadi apa itu sesat pikir ? Sesat pikir adalah proses penalaran atau argumensi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan disebabkan karena pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Sesat pikir terjadi karena kekeliruan menalar atau berargumen dan keyakinan yang salah walau kurang data. Seperti contoh konspirasi yang diunggah di channel YouTube diatas tersebut.

Contoh lain lagi sesat pikir karena tidak cukup data, Handoyo adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kabupaten Lamongan sejak tahun 2014. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 Juta perbulan. Pada tahun 2015, Handoyo telah memiliki rumah mewah dengan nilai harga 200 Juta. Kesimpulannya, Handoyo adalah seorang koruptor. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering keliru dalam berargumen disebabkan karena gagal argumen yang mana argumen tersebut membuat premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang mau dicari. Contoh, premis 1 (Sifat Allah Swt Maha Melihat), premis 2 (Manusia bisa melihat). Kesimpulan, Allah Swt dan manusia adalah sama.

Ada dua macam argumen yang salah dan ini sering dipraktikkan dalam bernalar, kedua argumen tersebut yaitu: kekeliruan relevansi dan ambiguitas penalaran. Beberapa contoh di atas merupakan sesat pikir karena kekeliruan dalam bernalar yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika atau gagal dalam berargumen, oleh karena itu untuk menghindari sesat pikir ini perlu kiranya kita mengetahui makna dan definisi bahasa dari setiap kalimat serta perlunya wawasan yang luas. Sesat pikir juga terkadang datang dari pemaksaan logika dari diri sendiri, memaksakan membenarkan argumen masing-masing walaupun argumen tersebut tidak benar adanya.

Untuk menghindari sesat pikir atau menghindari kekeliruan berpikir perlu kiranya mempelajari ilmu logika (filsafat) khususnya bagi mahasiswa, dengan logika membantu kita berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Ilmu yang berasal dari Aristoteles ini menyampaikan berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi. Karena ilmu logika mendidik pikiran manusia bersikap obyektif tegas dan berani.
Saya sendiri berpengalaman dulu sewaktu sma saya mempercayai teori Konspirasi bumi datar, dan teori itu saya dapatkan dari teman saya dalam sebuah video yang ada di YouTube. Saya juga penggemar konspirasi tetapi saya tidak terlalu fanatik dengan itu sebelum saya membuktikan sendiri. Karena dalam teori penelitian pun masih belum bisa menyakinkan saya bawah bumi itu bulat dan teori Konspirasi pun belum juga bisa menyakinkan bawah bumi itu datar sebelum saya tau sendiri kebenaran. Selain itu saya sangat respect dan menghargai teori teori Konspirasi yang menurut saya banyak pertanyaan dan bukti, dan kelompok mereka bisa beragumentasi dengan teori konspirasi dan memikirkan celah terhadap dunia. Dan saya masih sangat suka ilmu pengetahuan dan teori konspirasi yang sering terjadi kontradiksi.


KESIMPULAN
Semoga kita dan masyarakat dapat menghindari sesat pikir karena kekeliruan dalam bernalar yang disebabkan oleh pemaksaan-pemaksaan prinsip logika, mari sama-sama kita menggunakan akal sehat untuk berpikir sehingga menghasilkan pikiran yang benar bukan sesat pikir yang dibawa oleh orang-orang emosi dalam berpikir yang menyalahi kaidah-kaidah dalam berpikir.
SARAN
Selalu gunakan Rasionalisasi (akal sehat dan pikiran) karna itu penting dalam mengetahui benarnya informasi atau literasi. Agar dapat menghindari sesat pikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun