Mohon tunggu...
Imam AkbarSB
Imam AkbarSB Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Urip iku Urup ( Hidup itu menghidupi ).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konspirasi Virus Corona terhadap Sesat Pikir Masyarakat

20 Januari 2021   15:29 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:48 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Persamaan lain, ketiganya malah melontarkan pertanyaan-pertanyaan ngalor-ngidul (ke utara dan keselatan) untuk sampai pada kesimpulan. Deddy dan Young Lex, misalnya, bertanya-tanya apakah data korban Corona ditambah atau justru dikurang-kurangi oleh pihak berwenang. Kemudian Deddy juga menanyakan mengapa orang meninggal karena kanker tidak diberitakan besar-besaran. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya ada. Misalnya soal kanker, yang tentu saja berbeda dengan virus. Kanker tidak menular cepat lewat sentuhan dan bisa dihindari dengan berbagai cara.

Pertanyaan lain soal kebenaran jumlah korban yang tidak bisa dijawab juga tak serta-merta membuktikan keberadaan apa yang mereka duga sebagai konspirasi. Jerinx juga memakai pola yang sama. Dia melontarkan pertanyaan retoris seperti: "Logika? Pertahun, jutaan manusia meninggal akibat kelaparan di seluruh dunia. Itu fakta. Kenapa ia tidak menjadi pandemi"? Karena kelaparan tidak membunuh orang kaya!"
Perbandingan itu jelas keliru. Kelaparan merupakan masalah sosial dan seringkali berhubungan dengan ketimpangan ekonomi. Berbagai macam kasus kelaparan di dunia ini juga disebabkan oleh konflik bersenjata atau embargo ekonomi. Namun, kelaparan bukan penyakit yang menular, meskipun jutaan orang bisa tewas karenanya. Kelaparan memang masalah besar, namun bukannya tanpa solusi. Pemecahannya berpangkal pada rumus sederhana: merumuskan kebijakan yang membuat orang bisa makan dan memastikan kebijakan tersebut dilaksanakan dengan benar.

Di sisi lain, watak dan mutasi virus CORONA hingga hari ini belum sepenuhnya bisa dipetakan. Penularannya masih. Alhasil, selama vaksin belum ditemukan, solusi untuk pandemi Corona, misalnya dengan pembatasan sosial atau pemakaian masker secara umum masih berorientasi pencegahan.  Pertanyaan lain Jerinx: "Lalu kenapa CEO Google & lusinan CEO korporat raksasa kompak mengundurkan diri jauh-jauh hari sebelum wabah diumumkan?"  Alih-alih merinci lusinan perusahaan lain tersebut, pernyataan Jerinx menyiratkan para bos perusahaan ini mengetahui soal Corona jauh sebelum pandemi. Jika yang dimaksud Jerinx sebagai CEO Google adalah Sundar Pichai, faktanya Pichai belum mengundurkan diri. Yang mengundurkan diri dari Google adalah Larry Page dan Sergey Brin. Itu pun pada awal Desember 2019, tidak terlalu "jauh" dari penyebaran Corona seperti asumsi Jerinx.

Ada juga dugaan penyebab lain mundurnya kedua orang tersebut dari Google. Pertama kasus dugaan pelecehan seksual di tempat kerja oleh Brin pada 2014. Pada 2018, Page dipanggil untuk menghadapi pemeriksaan terkait pengaruh luar negeri dalam pemilu AS 2016. Sebelum mereka mengundurkan diri Google juga memecat beberapa karyawannya yang menyalahi aturan privasi data. Pada tahun yang sama, ribuan karyawan Google mengundurkan diri sebagai aksi protes buruknya penyelesaian perusahaan pada masalah pelecehan seksual. Namun kedua orang ini juga masih duduk di dewan direksi Google atau Alphabet.inc.

Mereka yang termakan omongan Deddy, Young Lex, Jerinx suatu saat mungkin akan menjadi bahan tertawaan persis Young Lex mengelabui publik bahwa dirinya dipukuli para penggemar K-pop. Jerinx mengandalkan referensi yang berbeda dengan Deddy dan Young Lex. Teori konspirasi yang ia bicarakan merujuk tayangan Out of Shadows yang diunggah di Youtube pada 13 April 2020. Tayangan ini menyuguhkan teori konspirasi pada beberapa peristiwa yang berbeda. mungkin hanya itu saja yang penting dalam video perbincangan Deddy-Young Lex adalah bahwa masyarakat dan pemerintah tidak tahu sampai kapan pandemi Corona akan melanda Indonesia. Tidak tahu kapan vaksin benar-benar bisa diproduksi, atau kapan kekebalan kelompok (herd immunity) terbentuk, atau malah Corona berhenti menyebar karena PSBB di satu waktu mendatang. Tidak ada yang benar-benar bisa memastikan.

Orang-orang seperti Young Lex, Deddy, dan Jerinx adalah pesohor yang digemari banyak orang. Akun media sosial mereka di Instagram diikuti oleh ratusan ribu pengguna.  Dan saat ini sudah hadirnya vaksin sinovac ke Indonesia, gara-gara konspirasi  tiga orang pesohor itu masyarakat jadi takut vaksin dan itu menyebabkan lamanya virus corona. Sehingga presiden Jokowi turun tangan untuk menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin tersebut, untuk masyarakat agar ditidak takut divaksin. Nichols menulis: "Teori konspirasi sangat menarik bagi orang yang kesulitan memahami dunia yang rumit dan tidak memiliki kesabaran untuk penjelasan yang kurang dramatis".

Soal para penggemar teori konspirasi, ia menambahkan: "ada orang-orang yang akan memilih meyakini omong kosong yang njelimet(berputar putar) dari pada menerima bahwa situasi yang mereka hadapi memang tidak bisa dipahami". Jadi masyarakat harus bisa memilih mana yang baik dan buruk, harus dapat memilah sumber informasi - informasi yang relevan.

Contoh dalam tontonan YouTube Dedy Masyarakat harus tahu mana informasi yang dapat diambil hikmahnya, bukan hanya sekedar langsung mempercayainya meskipun yang beragumen seorang artis atau seorang yang populer. Maka dari itu pentingnya literasi - literasi yang baik, karena negara kita ini masih banyak masyarakat yang buruk literasi nya. Agar masyarakat tidak terjerumus pada sesat pikir.
Masyarakat perlu belajar ilmu logika agar bisa berpikir dengan akal sehatnya, Ilmu logika adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar atau metode-metode berpikir dengan benar, kata logika sudah ada semenjak filosof Yunani Kuno Socrates dan Plato dan masa Aristoteles dicetuskan sebagai suatu ilmu yang tertuang dalam karya Aristoteles Organon yang terdiri dari: Categorie (mengenai pengertian-pengertian), De Interpretatiae (mengenai keputusan-keputuasan), Analiticia Priora (tentang silogisme), Analiticia Posteriora (mengenai pembuktian), Topika (mengenai berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mengenai kesalahan-kesalahan berpikir). (Mundiri, Logika, 2014).

Agar masyarakat terhindar dari sesat pikir, Jadi apa itu sesat pikir ? Sesat pikir adalah proses penalaran atau argumensi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan disebabkan karena pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Sesat pikir terjadi karena kekeliruan menalar atau berargumen dan keyakinan yang salah walau kurang data. Seperti contoh konspirasi yang diunggah di channel YouTube diatas tersebut.

Contoh lain lagi sesat pikir karena tidak cukup data, Handoyo adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kabupaten Lamongan sejak tahun 2014. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 Juta perbulan. Pada tahun 2015, Handoyo telah memiliki rumah mewah dengan nilai harga 200 Juta. Kesimpulannya, Handoyo adalah seorang koruptor. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering keliru dalam berargumen disebabkan karena gagal argumen yang mana argumen tersebut membuat premis yang tidak berhubungan dengan kesimpulan yang mau dicari. Contoh, premis 1 (Sifat Allah Swt Maha Melihat), premis 2 (Manusia bisa melihat). Kesimpulan, Allah Swt dan manusia adalah sama.

Ada dua macam argumen yang salah dan ini sering dipraktikkan dalam bernalar, kedua argumen tersebut yaitu: kekeliruan relevansi dan ambiguitas penalaran. Beberapa contoh di atas merupakan sesat pikir karena kekeliruan dalam bernalar yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika atau gagal dalam berargumen, oleh karena itu untuk menghindari sesat pikir ini perlu kiranya kita mengetahui makna dan definisi bahasa dari setiap kalimat serta perlunya wawasan yang luas. Sesat pikir juga terkadang datang dari pemaksaan logika dari diri sendiri, memaksakan membenarkan argumen masing-masing walaupun argumen tersebut tidak benar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun