Tabe’
Tabe’ pole ricappa’na tabe’e
Ini hanya sekedar cerita biasa
Atau mungkin sangat biasa mendebu di daun telinga
Dan memang begitu sangat sederhana
Begitulah bila teryakini begitu
tapi tengok ke dalam sejauh raihnya naluri
Ini bukan sekedar perjalanan kupu-kupu
Yang tak pernah mau merontokkan tebal sayapnya
Ini kumpulan lampu-lampu raksasa  di tiap simpang ragu
Harap
Angan
Kehendak
Merumpun dalam wening
Aku
Bukan lahir dari rumah berbalut puisi-puisi yang bisa menegakkan hasrat
Tidak pula melompat dari punggung kuda-kuda patriot
Aku adalah percik air sungai negriku
Aku adalah pekat bising gemuruh gunungku
Aku adalah debur riuh gembira
Aku adalah pikiranku yang mencari berkas nafas sedulur bayu
Benar adanya benar seperti yang lalu angin katakan
Ini adalah cerita kerinduan
Namun
Ini bukan kerinduan bersoda yang diproduksi massal bonus dari sinetron
Bukan
Bukan seperti itu yang terpunyai olehku
Ini adalah kerinduan yang senantiasa meracik dendam
Atau layaknya sang kehendak kecil yang mulai mengerami atom
Agar semesta raya dalam dada mengguncang
Lalu jelmalah ia serupa pendapa
Dan kukultuskan balairung di tengah empat tiangnya
Dongang-dongang luttu iase’na
Pole ricappa’na linoe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H