"Bun, jangan nangis dong." Ucap Arthur sedikit bergetar.
"Siapa yang nangis, bunda cuman kelilipan."
"Gak usah bohong bun, ini di dalam kamar terus jendelanya juga udah di tutup gak mungkin ada angin atau debu yang tiba-tiba masuk." Bunda hanya terkekeh mendengar penjelasan anak satu-satunya ini.
"Gak usah di pikirin mending kamu beresin belajarnya terus tidur, jangan tidur terlalu malam." Titah Bunda yang kemudian beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Arthur yang masih diam memikirkan kekhawatiran sang bunda.
Arthur membuang semua pikiran berlebihannya itu dan kembali fokus mengerjakan tugas yang besok pagi harus di kumpulkan.
***
Minggu pagi di kediaman Wiraksa sangatlah jauh dari kata tenang, apalagi setelah anak tunggal di keluarga ini menumpahkan dan memecahkan satu gelas susu yang baru saja di siapkan oleh ibunya.
"Aish, kamu ini anak siapa sih gak bisa diem sebentar aja gitu." Gerutu seorang wanita yang sudah berkepala tiga itu.
"Anak mamah Amanda dan papah Arjuna." Balas Raga sembari membersihkan bekas pecahan gelas.
"Maaf aja ya anak mamah tuh kalem kalem semua, kayaknya kamu ketuker deh pas di rumah sakit."
"Nye nye nye nye." Ejek Raga kepada sang mamah.