Vygotsky percaya bahwa belajar merupakan proses aktif, bukan proses alami atau pasif.iya mengatakan bahwa anak-anak terlibat dalam pembelajaran dan penemuan mereka sendiri, tetapi perkembangan mereka terjadi dalam konteks interaksi sosial, bukan secara mandiri atau terisolasi.
Vygotsky juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang dipandu oleh seorang pendidik atau guru. Teknik yang digunakan oleh guru untuk melibatkan anak, seperti mengerjakan tugas sendiri sebagai contoh atau memberikan instruksi lisan disebut sebagai dialog kooperatif atau kolaboratif menurut teori Vygotsky.
Proses pembelajaran akan terjadi ketika anak memahami informasi, menyerapnya dan kemudian menggunakannya untuk membimbing kinerja mereka sendiri.
Contoh pembelajaran terbimbing ini adalah jika seorang anak diberi teka-teki sudoku untuk diselesaikan. Seorang guru atau mentor mungkin menyarankan strategi tertentu kepada anak tersebut, seperti menyingkirkan tempat-tempat yang memungkinkan setiap angka berada berdasarkan posisi horizontal dan vertikal angka tersebut, atau menulis kemungkinan pilihan di sudut kotak dengan pensil untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan.Â
Guru juga dapat mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan petunjuk ketika mereka hampir menemukan jawaban yang benar. Ketika anak mengembangkan tingkat kompetensi yang lebih tinggi, guru mengurangi pengaruh mereka.
Teknik ini juga sangat umum dalam olahraga, di mana seorang pelatih atau rekan yang lebih cakap sering kali akan menunjukkan keterampilan tersebut sebelum meminta siswa melakukannya sendiri. Misalnya, jika seorang guru sepak bola sedang mengajar siswa cara menggiring bola melewati serangkaian kerucut, ia mungkin akan melakukan keterampilan ini terlebih dahulu sendiri untuk memberi contoh kepada siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H