Oleh : Ilham Q. Moehiddin
1
: Manjawari
Lelaki yang perkasa
Sebelah kakinya di gunung Sampapolulo
Di dadanya pokok-pokok enau berkelindan
Dialah raja bertubuh besar; Mokole RangkaEa.
Lompatannya melampaui pulau-pulautangannya menyisir awan
lalu matahari kentara dari timur
Dari Wolio datang kabar menggemparkan
Lamun laut akan menyerang benteng dalam tiga ratus ribu tombak
Kabaena sepandangan mata
Tetapi Wolio harus sabar
Sebelum Murhum dan Lakilaponto menjemput
Pantang baginya menulah sakti
sebelum dua saudaranya datang
Ohoi....Manjawari melompat sigapDi gerbang Wolio, di pesisir yang bergejolak
Sapuan tangannya menenggelamkan armada lamun
Dia menghalau, dia menghadang, menjaga dua saudara
Di saat Murhum mengamuk di utara
Lakilaponto menerjang di barat daya
Manjawari, sang Mokole Kabaena
Padanya, Sapati dianugerahkan
Padanya, Selayar dikuasakan
Di tangannya, Kabaena menuai jayaMokole ketujuh yang perkasa, Opu Manjawari
Di bekas istananya kini dia tenang
Di keheningan Sampapolulo, dia bersedekap
Sebuah kerangka raksasa tujuh meter
Duduk hening di kursi batu.
2
: Lakilaponto
Lakilaponto mendulang firasatMimpinya semalam tentang putri yang dirapun
Putri yang bermukena
Entah siapa yang kini bersiasat
Dua pulau mengapit, haturkan sembah
di jantung Tongkuno
Murhum telah datang
Padanya terkabar perihal bencana
Wolio sedang dirapun, ada lamun mendekat
Murhum tak bergerak, Lakilaponto tak bangkit
Kesaktian tak akan berguna, jika Manjawari tak dijemput
Kepada siapa selendang Sultan hendak dititipkanPada riasan bomba di tengah makam
Tongkuno yang tua, Lakilaponto berwasiat
Jika dia tak kembali, selendang Sultan mesti dilipat
Lakilaponto, manusia sakti negeri Tongkuno
Di Barat Daya, lelaki perkasa ini mengamuk
Dia terjang lamun, yang merapun di sudut
Seratus tombak, musuh rebah ke tanah
Inilah akhir mimpinya, inilah tafsirnya
Wanita bermukena dalam mimpinyaadalah Wolio, penebus akhir riwayat
Pada Murhum, diwasiatkannya tentang mukena
Kerudung sebagai permulaan masa.
Manjawari diciumnya. Setiap lelaki perkasa
Tahu kemana harus pulang.
3
: Murhum
Murhum yang sakti datangDi hadapan Lakilaponto dia bersimpuh
Sultan itu tak bangkit, Murhum pun tak bergerak
Wolio harus bersabar, katanya.
Kabar yang dibawa Murhum, sungguh lena
Wolio akan dirapun, lamun dari timur sepenggalahan
Murhum harus tahu, adalah Manjawari yang bertuah
Lakilaponto tak akan beranjak,
Maka Manjawari harus berbilang ikut serta
Lelaki beraras langit, Murhum orangnyaUtara Wolio dijaganya, dihalaunya dari lamun
Senjatanya berputar, memakan lawan
Tiga saudara, tiga tuah
Lakilaponto merusak lamun begitu hebat
Tubuh Manjawari yang besar bikin lamun ngeri
Menjerit dan lintang pukang mereka
Melihat amukan ketiga saudara
Pada Murhum, Lakilaponto menitip wasiat
Agar memasang gerudung pada Wolio
Opu Manjawari sebagai saksi
Pada Murhum, Lakilaponto memberi tegasOpu Manjawari akan menjaganya dari selatan
Hormati kuasa Manjawari dengan kabalu
Jaga hati Manjawari dengan kande-kandea
Lunas mimpi Lakilaponto
Tunai harkat Manjawari
Wolio kini bermukena
Di bawah duli Murhum, Butuni bersolek
2011
***
Hikayat Tiga Ksatria adalah gubahan ke bentuk syair yang mereduksi kisah sejarah lampau perihal tiga kesatria yang datang membantu kerajaan Wolio, dari ancaman serbuan perompak di perairan Ternate dan Tidore.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H