Mohon tunggu...
Ilham Pasawa
Ilham Pasawa Mohon Tunggu... Novelis - ~Pecandu Kopi~

Manusia yang ingin memanusiakan dan dimanusiakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kaktus dan Selendang Ibu

15 Maret 2021   17:48 Diperbarui: 15 Maret 2021   17:48 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kuangkat segera.

"Assalamu'alaikum, bang." Sapaku.

Bukan menjawab, diujung sana abangku malah memakiku. Mengataiku anak tak tahu diri. Aku yang sedang lelah, sedikit tak terima.

"Tak tau diri apa? Apa maksudnya?" Tanyaku keras.

Abangku malah terus melempar kata-kata yang tak mengenakan. Ia menuduhku mengusir ibuku yang jauh-jauh datang dengan ayahku untuk menginap tetapi malah tak diperlakukan selayaknya seperti orang tua. Jangankan ditawari minum. Disuruh masuk rumah pun tidak. Begitu jelas Abang. Dan samar-samar kudengar suara ibu dan ayah mencegah Abang yang terus memarahiku. Sepertinya ibu sedang menangis diujung sana.

"Apa bang? Aku baru pulang, tak tahu apa-apa." Ujarku.

"Tidak becus kamu jadi suami!" Dan panggilan itu pun berakhir.

Ada yang tak beres ini. Segera saja Kupanggil istriku. Apa sebetulnya yang ia perlakukan dengan ibu.

Sumi datang, wajahnya menunduk. Sepertinya ia telah mendengar percakapanku tadi.

"Ada apa?" Tanyaku seketika.

Dia hanya menggeleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun