"Terus apa yang kamu lakukan pada ibuku? Kamu mengusirnya? Mengusir karena takut ketahuan selingkuh? Hah!" Gertakku lagi.Â
Diam dia seribu bahasa. Hilang semua moodku. Senyum penyambutannya hanya pura-pura saja ternyata.Â
"Bajingan!"
Ku banting pintu, segera saja aku meninggalkan rumah itu. Ia mengerjar. Masa bodo. Aku khawatir jika berdiam di situ, kemarahan ku makin menjadi dan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Kutancap gas ke rumah abangku. Mencari kejelasan atas semuanya.
Dan benar saja..... Malam pun berakhir....
Aku memeluk ibu saat ia membuka pintu. Mencium tangannya. Tak lupa juga pada ayah. Di situ juga ada abangku. Wajah ibu pagi ini tak seperti malam itu. Pagi ini begitu cerah dan bahagia. Juga ayah dan Abang. Ayah pun memuji istriku yang santun dan sopan itu. Istri? Ya aku sudah punya istri baru, Dahlia namanya.Â
"Ini baru istri yang baik, mau mengurusi mertuanya seperti mengurusi orangtuanya." Ujar Abang seraya menyinggung masalaluku.
"Yang lalu biarlah berlalu.."
PX, Sawangan, Depok 15, 03, 21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H