Jika kita melihat dari kajian Pareto "residu-derivasi" Bahwa kedua elite tersebut memiliki kecenderungan untuk melakukan korupsi dikarenakan adanya "derivasi" Pembenaran dalam dirinya bahwa tindakan tersebut benar untuk dirinya namun kata 'benar' tersebut tertolak dikarenakan kepentingannya bagi perorangan maupun kelompoknya dan tidak mengindahkan konsep kebenaran di mata publik bahwa tindakan korupsi itu tidak dibenarkan. Maka tindakan kedua elite tersebut bersifat non-logis.Â
Selanjutnya, untuk menjawab apakah kedua elite itu murni melakukan tindakan korupsi itu untuk memenuhi kepentingan pribadinya?. Namun kita harus berspekulasi dan waspada bagaimana jika kedua elite ini ada dilema antara pemenuhan kepentingan pribadi dengan kepentingan partainya seperti elite berinisial JB ini masih tidak dikeluarkan semenjak mendapatkan vonis hukuman penjara 12 tahun. Jadi ada apakah gerangan yang membuat elite tersebut diperlakukan istimewa?. Dan juga kenapa elite yang satunya lagi yang berinisial JGP begitu dibela oleh partainya?
Sebagai penutup, kita tidak ada salahnya untuk berspekulasi, waspada, dan penuh curiga dalam melihat fenomena yang ada. Namun, harus ada dasar-dasar yang bisa memperkuat spekulasi kita. Dengan adanya kajian dari Vilfredo Pareto kita mengetahui bersama bahwa elite ini bisa diklasifikasikan tipenya dan apa sifat yang menonjol dari tipe tersebut. Dan juga, kita lebih awas dalam melihat fenomena disekitar dengan cara menganalisisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H