D. Sila Tata nilai dan Tata Kelola Peradaban Pada Kemasan Kipo
Dalam upaya pelestarian tata nilai dan tata kelola peradaban, cara pengemasan Kipo Bu Istri Rahayu dan Bu Amanah sejak 1999 tetap berkiblat pada cara Bu Djito sebagai orang pertama yang mempopulerkannya pada tahun 1930. "Jadi dulu saya itu ngikut sama Bu Djito, terus saya teruskan dari tahun 1999 sampai sekarang sendiri. Kalau Bu Istri Rahayu itu beda sama saya karena beliau anak dari Bu Djito itu sendiri." ujar Bu Amanah. Kemasan daun pisang yang memberikan kesan alami sekaligus menjaga keaslian produk sejak awal hingga saat ini memperlihatkan keindahan dan apresiasi terhadap kemasan dengan bahan-bahan organik. Tidak hanya itu, penerapan kemasan organik juga menunjukkan keterkaitan dengan komunitas sosial dan budaya lokal, yang mendukung produksi bahan-bahan alami dan cara-cara yang ramah lingkungan dalam pengemasan yang terus dilakukan oleh Bu Istri Rahayu. Penambahan bahan kertas pada kemasan juga menunjukkan adaptasi terhadap kebutuhan informasi produk untuk menunjang perkembangan zaman. Nilai lain yang terkandung pada kemasan kipo Bu Djito yakni, terdapat gambar yang disertai teks "Buanglah sampah ditempatnya" hal ini menunjukkan perhatian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial, serta mendorong konsumen untuk menjaga kebersihan lingkungan.
E. Sila Feminitas dan Maskulinitas Pada Kemasan Kipo
Dengan tetap mempertahankan bentuk kemasan Kipo untuk kebutuhan acara tertentu seperti pernikahan dan lamaran, menjadikan estetika desain yang dimiliki pada kemasan organik pada Kipo memiliki nilai feminitas dan maskulinitas yang seimbang di dalamnya. Hal ini dikonfirmasi dari pernyataan Bu Amanah, "Ya, kalo ada pesanan kaya mantenan kemasannya tetep sama mas, soalnya yang asli kan memang wajahnya seperti itu." Penggunaan font serif dan sans-serif yang seimbang pada kemasan Kipo turut mewakili keseimbangan unsur feminitas dan maskulinitas, dengan menghadirkan kesan yang harmonis dan netral pada desain kemasan.
KESIMPULAN
Penelitian ini berfokus pada pentingnya desain kemasan dalam mempertahankan eksistensi jajanan tradisional Kipo di Yogyakarta. Penggunaan kemasan organik daun pisang tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk menampung dan melindungi produk, namun untuk memperkuat identitas budaya dan tradisi. Kipo yang sudah ada sejak tahun 1930, tidak tergeser oleh era modernisasi karena masih menarik secara sensorik dan visual bagi konsumen serta  ramah bagi lingkungan.
Analisis melalui pendekatan lima sila estetika desain menurut Sumbo Tinarbuko menunjukkan bahwa kemasan Kipo mencerminkan kesederhanaan, simbolisme, dan keberlanjutan, serta menghubungkan karakteristik desain dengan nilai-nilai lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan Kipo tidak hanya sederhana dan mencerminkan budaya setempat, tetapi juga mendukung praktik ramah lingkungan. Penggunaan kertas tambahan sebagai kemasan adalah bentuk inovasi dalam era modernisasi tanpa menghapus elemen tradisional yang sudah ada. Oleh karena itu penelitian ini menegaskan bahwa melestarikan kemasan tradisional penting untuk menjaga warisan budaya di tengah perkembangan zaman.
SARAN
Pengelola Kipo disarankan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas menggunakan kemasan organik daun pisang sebagai keunikan nya. Penggunaan kertas tambahan pada kemasan sebagai penyedia informasi merupakan langkah yang baik, namun jika ada pilihan material yang lebih ramah lingkungan bisa menjadi pertimbangan untuk menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi. Edukasi kepada konsumen tentang manfaat kemasan organik tradisional perlu ditingkatkan, supaya lebih banyak yang sadar untuk melestarikan kemasan tradisional. Selain itu, promosi yang lebih aktif lewat sosial media atau acara budaya dapat membantu memperkenalkan kipo kepada wisatawan lokal dan internasional, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata yang lebih kuat.
Selain itu konsumen diharapkan dapat mendukung produk lokal dan melestarikan keunikan Kipo sebagai kuliner khas yang menggunakan kemasan organik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti, mengikuti acara budaya yang menyertakan Kipo, mengenalkan Kipo kepada keluarga atau relasi, dan yang tak kalah penting adalah memberikan umpan balik kepada pengelola Kipo.
DAFTAR PUSTAKA
Daisy D. (2024). Kemasan Makanan Tradisional Untuk Makanan Nusantara. Kemasan Fnb.com.
https://kemasanfnb.com/kemasan-makanan-tradisional/