"KTP hilang, Mas."
"Boleh, Bu, silakan duduk dulu. Ibu bawa Fotokopi KK?"
"Ada, Mas." Aku menyerahkan fotokopi KK yang sudah disiapkan sejak tadi.
"Ibu sudah pernah download aplikasi e-open?"
"Sudah ada, Mas, kemarin saya sudah daftar. Tapi  statusnya masih verifikasi sampai hari ini."
"Oh, ibu sudah daftar?Boleh saya lihat hp nya, Bu?"
Si Mas lalu melihat bukti pendaftaran di aplikasi e-open.
"Oh, baik Bu. Kalau begitu ibu bisa langsung saja ambil nomor antrian di sana." Dia menunjuk ke arah seberangnya. Di mana sudah ada dua orang pegawai berseragam yang siap membantu mengambilkan nomor antrian.
Aku segera menghampiri si Mbak yang berdiri sejak tadi di sana.
"Ibu mau pelayanan apa?" katanya ramah.
"KTP hilang, Mbak."
Lalu dia memencet sebuah tombol, tak lama keluar kertas bertuliskan nomor antrian. Aku dapat nomor urut 09.
"Silakan, Ibu langsung ke belakang menuju loket delapan ya, Bu," katanya sambil menyerahkan kertas nomor urut kepadaku.
"Baik, Mbak, terima kasih."
Tanpa mau membuang waktu aku langsung berjalan cepat  menyusuri lorong-lorong pelayanan publik. Jadi, aku itu seperti sedang berada di sebuah pameran yang di kiri kanan berjejer stand-stand dengan aneka macam jualan barang atau jasa.