Selain itu, pemerintah juga turut andil dalam meningkatkan awareness pada masyarakat mengenai aplikasi energi terbarukan, terutama dalam mempromosikan penggunaan panel surya pada sektor rumahan.
Hal ini tentu secara tidak langsung akan berdampak pada lambatnya pemuktahiran pengembangan panel surya melihat permintaan untuk industri ini tidak begitu banyak. Padahal, manfaat berinvestasi dalam membangun panel-panel surya skala rumahan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan nilai yang harus dikeluarkan, terkhusus dalam sustainability kedepanya.
Jika dihitung secara sederhana, untuk membangun panel surya skala rumahan berkapasitas 1 kWp dengan investasi awal kurang lebih Rp15 juta (tidak termasuk baterai) setiap rumah punya potensi untuk dapat menghasilkan listrik selama 8 jam dari pukul 08.00 hingga 16.00 atau kurang lebih 3,5 kWh setiap harinya.
Jika dikalikan dengan tarif daftar listrik untuk golongan rumah tangga terendah dengan kapasitas daya maksimum 1.300 VA sebesar kurang lebih Rp1400/kWh maka setiap rumah dapat berhemat hingga lebih dari Rp150.000 per bulanya.Â
Ditambah jika panel surya sudah terpasang baterai, pasokan listrik akan terjaga sampai malam hari, artinya setiap rumah punya potensi untuk berhemat hingga dua kali lipat.
Selain itu, setiap rumah yang terpasang panel surya juga turut andil dalam menjaga lingkunganya dengan memperlambat meningkatnya emisi gas akibat penggunaan bahan bakar fosil (sebagai salah satu sumber pembangkit listrik konvesional) ditambah mereka juga tidak perlu takut kehabisan 'bahan bakar' karena sumber daya yang mereka pakai (yakni cahaya matahari) tidak akan habis.
Sedangkan pasokan batu bara yang terbatas dan kian menipis tentu akan menyebabkan kenaikan harga batu bara (sesuai dengan teori ekonomi permintaan dan penawaran, yakni supply semakin sedikit, demand meningkat, membuat harga semakin tinggi).Â
Ditambah lagi usaha pemerintah terkesan tidak adil karena memberikan subsidi berlebih pada tarif listrik berbahan bakar fosil yang tentunya condong untuk membantu meningkatkan penggunaan listrik berbahan bakar fosil dibanding energi terbarukan.Â
Melihat Potensi Energi Baru Terbarukan Kedepan
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia tentu beruntung karena dianugerahi dengan pancaran sinar matahari yang nyaris bersinar sepanjang tahun.