Tapi kemudian, Amar dengan jalan pelan, mendatangiku. Memberikan semua amplop dari tetangga.
"Buat bapak. Buat beli makanan dan minuman," kata Amar lalu memelukku.
Aku tak bisa lagi menolak pemberian anakku sendiri di situasi serumit ini. Tak bisa.
"Maafkan bapak..." Kataku sembari memeluk Amar erat-erat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!