Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hajatan

1 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, khitan di Kabupaten Kendal. (Kompas.com/slamet Priyatin)

Sampai di hari Amar khitan. Tentu saja tak ada dekorasi rumah. Tak ada undangan. Tak ada apa-apa. Aku antar dia ke ahli khitan dan semua berjalan dengan aman.

Aku peluk dia erat-erat dan sekali lagi meminta maaf. "Maafkan bapak..." Kataku.

Lalu, Amar mengangguk seperti istriku. Dia memelukku erat dan berbisik. "Terima kasih pak..." Katanya.

Kami pulang dan memang tak ada apa-apa. Karena sudah sejak jauh hari kami bilang tak ada hajatan.

Tapi satu per satau orang datang. Tetangga datang mengucapkan selamat ke Amar. Mereka mendatangi Amar dan memberikan uang.

Aku pun harus menggelar tikar di ruang tamu rumah yang tak seberapa. "San... Aku air putih saja, tak usah teh manis," kata Sarno.

"Ada minuman?" Kataku pada istri.

"Ada air mineral tak seberapa jumlahnya," jawab istriku.

"Ada makanan ringan?" Kataku mulai panik.

"Ada tapi tak seberapa," jawab istriku.

Aku benar-benar kelimpungan. Sebab, satu per satu warga mulai datang. Padahal sebelumnya aku sudah bilang tak ada hajatan, tapi di hari H orang-orang tetap datang memberikan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun