"Ada uang," tanyaku makin panik.
"Ada tapi tak seberapa," kata istriku.
"Bisa minta bantuan Minah untuk beli camilan?" Tanyaku.
"Bisa," kata istriku.
Minah adalah tetangga belakang rumah.
"Masak air, Bu," kataku.
"Iya," kata istriku.
Aku merasa kalah sebagai seorang bapak. Kondisi tak ada uang, dan dihadapkan dengan situasi seperti ini. Tak mungkin aku usir tetanggaku yang datang memberi selamat ke Amar.
Aku hanya bisa senyum dan menjawab sekenanya saja setiap obrolan di ruang tamu. Aku bolak balik masuk keluar ruang tamu, memastikan bahwa semua baik-baik saja.
Kau tahu? Yang datang semakin banyak. Aku tak bisa apa-apa. Istriku tak bisa memberikan jawaban lagi. Minah juga menunggu uang untuk kembali membeli camilan.
Aku kalah...