Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hajatan

1 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 1 Desember 2024   15:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, khitan di Kabupaten Kendal. (Kompas.com/slamet Priyatin)

"Ada uang," tanyaku makin panik.

"Ada tapi tak seberapa," kata istriku.

"Bisa minta bantuan Minah untuk beli camilan?" Tanyaku.

"Bisa," kata istriku.

Minah adalah tetangga belakang rumah.

"Masak air, Bu," kataku.

"Iya," kata istriku.

Aku merasa kalah sebagai seorang bapak. Kondisi tak ada uang, dan dihadapkan dengan situasi seperti ini. Tak mungkin aku usir tetanggaku yang datang memberi selamat ke Amar.

Aku hanya bisa senyum dan menjawab sekenanya saja setiap obrolan di ruang tamu. Aku bolak balik masuk keluar ruang tamu, memastikan bahwa semua baik-baik saja.

Kau tahu? Yang datang semakin banyak. Aku tak bisa apa-apa. Istriku tak bisa memberikan jawaban lagi. Minah juga menunggu uang untuk kembali membeli camilan.

Aku kalah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun