Khayalan sudah melambung tinggi. Ketika tas dibuka, isinya hanya dedaunan. Tak ada uang!
Istri Manan langsung pingsan. Dia tak mengira jika uang itu bisa berubah menjadi daun. Manan langsung berpikir cepat. Dia juga mendapati satu telur yang belum dijual telah menjadi telur biasa, bukan lagi telur emas. Di sisi lain, Manan juga ingin tahu apakah uang Rp100 ribu yang ada di Markum juga menjadi daun?
"Eh tapi kan aku sedang pura-pura sakit," kata Manan dalam hati.
"Ya paling besok aku bisa bertemu Markum," kata Manan dalam hati. Â Â
*
"Nan, terima kasih uangnya kemarin. Sudah aku belikan susu untuk anakku," kata Markum di lain hari. Manan hanya bisa melongo dengan pengakuan Markum. Mengapa uang di tempatnya menjadi daun dan uang di Markum tetap jadi uang.
"Apakah ayam putihnya masih di samping rumahmu? Sebab sudah tidak ada di kandang," tanya Manan.
"Tidak. Sudah tidak ada ayam putih itu di samping rumahku," kata Markum.Â
Tak lama setelahnya, banyak orang dari kota datang, ingin mengetahui sumber telur emas yang sudah merebak jadi buah bibir. Ratusan orang kota hilir mudik berada di kampung Markum, ingin memburu ayam putih itu.
Orang-orang desa bergumam, berbicara antarmereka atas perilaku orang kota yang berbondong-bondong mencari telur emas. "Dasar orang-orang tak rasional," begitulah kata-kata orang desa pada orang kota.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI